Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dahsyatnya Fenomena Deflasi Global Nilai Tenaga Kerja Manusia

14 September 2024   21:30 Diperbarui: 14 September 2024   21:33 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deflasi juga terjadi pada nilai manusia sebagai tenaga kerja. (Sumber gambar: Wikimedia Commons)

Selain itu, harus ada regulasi pengaplikasian AI di industri. Mana bidang atau sektor yang boleh pakai AI, mana yang secara etika dan moral tidak diperbolehkan. Harus ada garis batas dan aturan main yang jelas. Ini agar masyarakat dan peradaban kita tidak kacau balau sampai berlarut-larut. Muncul banyak ketakutan manusia yang merasa bisa digantikan AI karena mereka sebenarnya cuma tidak tahu bagaimana nanti arah perkembangan ini. Dan bisa juga karena perkembangan AI terlalu pesat sehingga pemerintah dan birokrasi tak bisa mengimbangi kecepatan perkembangan AI itu. Jika pemerintah,  industri dan rakyat bisa duduk dan berdialog dan menyepakati sebuah rencana regulasi yang dipatuhi bersama, masalah ini seharusnya bisa diselesaikan.

Lalu yang tak kalah penting ialah negara-negara di dunia harus bisa memahami bahwa depopulasi adalah salah satu solusi jitu untuk menekan deflasi nilai tenaga kerja manusia ini. Dengan kata lain, saat sudah terlalu banyak manusia di muka bumi ini sehingga nilai mereka menjadi makin murah dan bahkan dianggap hanya sebagai beban ekonomi, mungkin sudah saatnya membatasi pertumbuhan populasi agar nilai manusia kembali ke level yang seharusnya. Jangan hanya demi menggenjot pertumbuhan ekonomi semu, kita disuruh untuk terus beranak pinak padahal bumi makin rusak akibat kerakusan segelintir manusia yang kelaparan meski perutnya sudah buncit . (*/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun