Survei ini dilakukan secara daring dan memberikan sejumlah pertanyaan soal skala terendah hingga tertinggi masing-masing responden terhadap bau badan dirinya dan bau badan orang lain. Di survei yang sama yang dilakukan di AS, ditanyakan juga pilihan dan padangan politik mereka. Hasilnya para responden yang memiliki rasa jijik lebih tinggi oleh bau badan orang lain juga cenderung lebih suka memilih pemimpin tipe Donald Trump.Â
Meski reaksi jijik ini bersifat naluriah, ilmuwan mengatakan bahwa kita bisa melakukan perubahan secara sadar dan sengaja agar naluri tersebut tidak serta merta merugikan kita.
Dari sini, kita sebagai masyarakat Indonesia mungkin bisa belajar untuk mengendalikan rasa jijik kita karena bisa jadi itulah yang menjadi salah satu biang keladi kita menjadi bangsa yang berkali-kali jatiuh di tangan pemimpin diktator. (*/)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H