Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Severance": Keseimbangan Kerja-Hidup Itu Mitos Belaka?

13 Mei 2024   16:58 Diperbarui: 14 Mei 2024   15:30 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merenungkan arti work-life balance lewat serial "Severance" . (Foto: Apple)

Serial ini dibintangi oleh Adam Scott yang memerankan Mark Scout sebagai karakter sentralnya. Lalu ada aktor pendukung seperti Britt Lower, Zach Cherry, John Turturro, dan Christopher Walken.

Karena premisnya yang unik dan bisa menyentil banyak orang inilah, "Severance" telah memenangkan beberapa penghargaan, termasuk Globes Emas untuk Seri Terbaik - Antologi atau Film Televisi.

Relevan bagi Kaum Profesional/Pekerja Kantoran

Serial "Severance" mengangkat beberapa isu penting terkait dunia kerja masa kini dalam sistem ekonomi yang toksik dan amat kapitalistik yang terbukti semakin tidak sehat saja untuk kesehatan fisik, mental, dan spiritual. 

Bisa dikatakan bahwa serial ini merupakan kritik terhadap tuntutan kerja yang berlebihan dan pentingnya menjaga batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Selain work-life balance, beberapa isu utama yang disorot antara lain: praktik korporasi dan etika bisnis yang kerap diabaikan.

Dalam serial ini, dikisahkan bahwa Lumen Industries, perusahaan yang menjadi fokus cerita, dipertanyakan etikanya dalam memperlakukan karyawan dan melaksanakan program kontroversial seperti "severance". 

Serial ini menyelidiki sejauh mana perusahaan dapat mengeksploitasi karyawannya layaknya budak di masa dahulu.

Isu penting lain yang relevan untuk kita para pekerja kerah putih ialah hilangnya otonomi dan privasi kita sebagai manusia begitu menandatangani surat perjanjian kerja di bawah sebuah entitas perusahaan.

Dengan dipisahkannya ingatan mereka di dunia kerja dan kehidupan pribadi di luar kantor, para karakter di serial ini kehilangan kendali atas sebagian kesadaran diri mereka. Hal ini memicu munculnya pertanyaan bagi manusia yang mau berpikir (tak cuma menjalani rutinitas kerjanya): "Apakah bekerja untuk hidup atau hidup untuk kerja??"

Lalu, topik yang tak kalah asyiknya dibahas di dalam serial ini ialah tentu eksistensi dan identitas manusia.

Saya diajak untuk mengeksplorasi apa artinya menjadi manusia ketika sebagian dari diri ini diambil atau disembunyikan. Ini mendorong penonton untuk memikirkan kembali konsep identitas dan kesadaran diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun