Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Senam Haji Indonesia: Olahraga Low Impact untuk Calon Jamaah Haji

25 Maret 2024   15:31 Diperbarui: 25 Maret 2024   15:33 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

IBADAH haji saat ini memang makin mudah. Beragam fasilitas sudah tersedia. Tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia yang naik pun membuat lebih banyak WNI bisa berhaji sekarang.

Tapi masalahnya adalah waktu tunggu berangkat haji makin lama makin panjang. Menurut detik.com, waktu tunggu keberangkatan haji setelah mendaftar bisa mencapai antara 11 tahun sampai 47 tahun! 

Waktu tunggu ini konon bervariasi menurut wilayah pendaftaran si jamaah haji yang bersangkutan. Makin padat jamaah haji suatu daerah, makin lama juga waktu tunggunya.

Nah, untuk bisa menjalankan ibadah haji dengan lancar tentunya diperlukan tak cuma persiapan mental dan spiritual tetapi juga fisik.

Masalahnya adalah masyarakat kita memiliki tingkat kesadaran memelihara kesehatan fisik lewat berolahraga yang tergolong sangat rendah. Apalagi di kalangan lansia.

Bagaimana bisa berhaji dengan lancar sementara calon jamaah haji sudah sakit-sakitan dan belum memiliki kesadaran atas pola hidup sehat?

Masyarakat 'Mager'

Menurut Kemenpora dalam artikel "Sport Development Index (SDI) dan Pembangunan Olahraga Indonesia"tanggal 24 Agustus 2023, dinyatakan bahwa tingkat partisipasi olahraga masyarakat kita masih jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh pemerintah.

Dalam Perpres No. 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional, pemerintah mencanangkan sebuah visi besar bahwa pada tahun 2045 nanti hendaknya 70% masyarakat Indonesia mampu ikut serta dalam aktivitas olahraga setidaknya 3 kali seminggu dengan durasi minimal 60 menit sehingga minimal 60% masyarakat memiliki tingkat kebugaran jasmani yang memadai. 

Sayangnya, menurut Sports Development Index Indonesia pada tahun 2022, tingkat partisipasi masyarakat masih 30,93%. Kurang dari separuh target yang ditetapkan pemerintah di perpres di atas.

Diduga hal ini terjadi karena belum adanya campur tangan dalam bentuk kebijakan dan program yang mendukung  pengembangan partisipasi masyarakat dalam aktivitas olahraga.

Olahraga sebagai Ikhtiar

Meskipun memang kematian adalah takdir dari Allah SWT, menjaga kesehatan agar tetap bugar hingga selama mungkin saat kita hidup adalah tanggung jawab kita sebagai manusia

Menjaga kesehatan dan kebugaran dengan berolahraga teratur bisa dikatakan salah satu bagian dari ikhtiar untuk menjaga amanat Allah yang berupa kesehatan badan fisik yang menjadi 'kendaraan' bagi kita dalam beribadah di dunia ini. Tanpa badan fisik yang terbina baik, mustahil kita bisa beribadah dengan lancar.

Pola pikir inilah yang rupanya ingin ditanamkan oleh pemerintah mengingat waktu tunggu berangkat haji yang makin lama dari tahun ke tahun.

Jangan sampai sudah melunasi ongkos naik haji dan mendaftar susah payah berpuluh-puluh tahun sebelumnya tetapi begitu waktu keberangkatan sudah tiba, malah jatuh sakit atau meninggal dunia.

Bagian Manasik Haji

Pemerintah melalui Kemenag pun memperkenalkan kembali Senam Haji Indonesia (SHI) yang dirancang sedemikian rupa untuk bisa dipraktikkan oleh tak hanya calon jamaah haji tetapi juga para PPIH atau Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Pada tanggal 24 Maret 2024 kemarin Direktur Bina Haji Arsad Hidayat memperkenalkan SHI pada para calon PPIH Arab Saudi tahun 1445 H/ 2024 M.

SHI diperkenalkan di tengah acara apel pagi Bimbingan Teknis yang dihadiri PPIH yang akan mendampingi para jamaah haji tahun ini nanti.

Seperti yang Anda bisa saksikan di video YouTube di atas, SHI mirip dengan Senam Kesegaran Jasmani. Gerakan-gerakannya mudah diikuti oleh siapa saja yang masih bisa berdiri normal. 

Tentunya SHI ini tidak bisa diikuti jamaah haji yang sudah memiliki disabilitas fisik atau mengalami serangan stroke, sakit jantung begitu saja karena sebelumnya wajib konsultasi dengan dokter masing-masing.

Di kesempatan apel pagi tersebut, para PPIH juga diuji ketahanan fisiknya dengan diharuskan berjalan kaki atau lari sepanjang 1,6 km. Tes ini memang diperlukan untuk mengetahui kondisi fisik PPIH jika nantinya bertugas di lapangan karena mereka akan banyak berjalan kaki selama mendampingi jamaah haji kita.

Menurut keterangan Arsad, SHI akan menjadi bagian dari manasik haji bagi para jamaah haji Indonesia.

Arsad merinci juga bahwa SHI juga disertai dengan Senam Peregangan Haji. Peregangan sendiri memang sebuah keharusan bagi mereka yang banyak beraktivitas fisik seperti jalan kaki, berdiri atau duduk di kendaraan umum selama berjam-jam.

Manfaat peregangan bagi badan juga banyak sekali. Dengan banyak bergerak dan melakukan peregangan, diharapkan sirkulasi darah para jamaah haji akan terpelihara. Otot-otot juga tidak mudah terasa pegal. Juga bisa mengurangi risiko kram atau keluhan cepat lelah saat beraktivitas fisik. Apalagi saat haji, aktivitas fisik kita pasti lebih banyak daripada saat aktivitas sehari-hari di rumah atau kantor.

Bagi Anda yang sudah mendaftar haji, mari terus pelihara kesehatan hingga hari keberangkatan. Ubah pola hidup agar lebih sehat. Jangan sia-siakan kesehatan dan umur kita dengan 'mager', makan sembarangan, atau kurang tidur. 

Dan selalu ingat bahwa muslim yang kuat dan sehat lebih dicintai oleh Allah SWT daripada muslim yang sakit-sakitan karena muslim yang kuat bisa lebih banyak memberikan manfaat dan pertolongan bagi yang membutuhkan meski memang sakit adalah penggugur dosa ya....  (*/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun