Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gerakan 4B: Saat Oppa-oppa Dijauhi di Korea Tapi Dipuja di Indonesia

20 Februari 2024   12:23 Diperbarui: 20 Februari 2024   12:27 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Populasi Korsel menurun dalam beberapa tahun terakhir sejak 2020. (Sumber: Populationtodaycom)

SEBUAH gerakan sosial yang disebut "4B" meluas di Korea Selatan. Menurut sebuah artikel di laman thecut.com, para wanita di Korea Selatan sekarang makin banyak yang secara tegas menolak norma-norma patriarki tradisional dan harapan-harapan masyarakat secara keseluruhan. 

Salah satu wanita Korsel yang diangkat di tulisan tersebut ialah Youngmi, seorang perawat yang tak segan menghempaskan tekanan-tekanan masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan standar kecantikan yang diberlakukan oleh kaum pria di sana. 

Bentuk Protes Anti Patriarki  

Gerakan ini, yang berasal dari aktivisme feminis terhadap masalah-masalah seperti femisida (kejahatan kebencian berdasarkan jenis kelamin) dan kejahatan seksual dengan kamera tersembunyi di toilet umum wanita, menganjurkan empat bi alias "tidak": 

  • bihon: penolakan untuk menjalin hubungan dan memiliki status pernikahan heteroseksual, 
  • bichulsan: penolakan untuk melahirkan anak dari pria Korea, 
  • biyonae: penolakan ajakan berkencan dari pria Korea, dan 
  • bisekseu: penolakan terhadap dorongan masyarakat terhadap wanita untuk masuk ke dalam hubungan seksual heteroseksual. 

Masih menurut thecut.com, para wanita yang berpartisipasi dalam gerakan ini memprioritaskan kemandirian ekonomi dan otonomi atas peran-peran tradisional. Bahkan beberapa orang di antara perempuan Korsel ini menolak hubungan dengan pria sama sekali. 

Meskipun menghadapi reaksi negatif dan perpecahan internal, gerakan 4B telah memberikan tempat perlindungan bagi wanita Korea yang ingin menjalin kehidupan terpisah dari kaum pria dan menantang struktur patriarki yang sudah mengakar begitu kuat di Korsel.

Kepunahan Ras Korea?

Sebagaimana kita ketahui angka kelahiran di Korsel, beberapa tahun terakhir juga makin anjlok. Dikutip dari bbc.com, angka kelahiran mereka terendah di seluruh dunia, bahkan angka kematian lebih tinggi daripada kelahiran di tahun 2020 sehingga membuat populasi menurun.

Merebaknya gerakan 4B ini ditakutkan akan makin memperparah angka kelahiran bayi yang sudah rendah itu yang bisa membuat bangsa Korea punah di masa depan.

Pemerintah Korsel sendiri sudah berupaya memberikan insentif untuk bayi berupa tunjangan senilai 26,9 juta won atau setara Rp351 juta per bayi.

Tapi tentunya iming-iming itu tidak mempan untuk perempuan Korsel yang sudah muak menjadi warga negara kelas dua dan mesin pencetak bayi di masyarakat Korea.

Populasi Korsel menurun dalam beberapa tahun terakhir sejak 2020. (Sumber: Populationtodaycom)
Populasi Korsel menurun dalam beberapa tahun terakhir sejak 2020. (Sumber: Populationtodaycom)
Dipuja Bak Dewa di Indonesia

Tren yang berbeda bak bumi dan langit malah terjadi di Indonesia. Saat para wanita Korsel sudah muak dan menghindari oppa-oppa  Korea, jutaan perempuan Indonesia begitu menggandrungi sosok-sosok pria Korea.

Kegandrungan ini bisa Anda amati sendiri. Bahkan mungkin istri, anak perempuan, atau ibu Anda sendiri mengidolakan pria-pria Korea tersebut.

Anda bisa menyaksikan fanatisme perempuan Indonesia terhadap sosok pria Korea di media sosial. Ada fanbase boyband Korsel yang membanjir di platform medsos seperti X dan Instagram.

Di akun-akun Korean idols ini, tak jarang Anda bisa menemukan komentar-komentar dalam bahasa daerah maupun bahasa Indonesia di kolom komentarnya, yang jelas menandakan jumlah penggemar mereka di Indonesia juga segunung.


Sebagai contohnya di akun BTS Official ini, Anda bisa menemukan komentar dalam bahasa Jawa dan Indonesia dari penggemar BTS di Indonesia yang ternyata juga tak cuma wanita tapi juga pria.

Fenomena hubungan parasosial para penggemar dengan Korean idols ini juga sebagian ada yang sudah mencapai level yang kurang sehat karena mereka para penggemar berat ini berpikir seolah mereka pacar, istri atau teman dekat sang idola. Padahal di kehidupan nyata, idols tersebut tak mengenal mereka sama sekali.

Ajang Mawas Diri Pria Indonesia

Ilusi ini juga makin tak sehat tatkala standar penampilan fisik pria Korea diberlakukan pada pria-pria Indonesia, yang akhirnya menyeret pria-pria Indonesia untuk berlomba-lomba memutihkan kulit dengan skincare, mengadopsi gaya potongan rambut idols, cara berpakaian mereka, dan sebagainya.

Wanita-wanita Indonesia tampaknya harus membuka mata terhadap fenomena 4B ini karena pada kenyataannya oppa-oppa Korea dambaan mereka tidak sesempurna itu.

Dan wanita Indonesia penggemar berat oppa Korea mesti menerima kenyataan bahwa kualitas pria tidak melulu cuma diukur dari kulit, selera fesyen, dan hal-hal dangkal.

Namun demikian, apa yang terjadi pada oppa-oppa Korea di negara mereka itu juga seharusnya bisa menjadi teguran bagi pria Indonesia untuk bisa mawas diri: apakah kita juga bisa mengikis patriarki dalam pikiran kita sendiri? 

Karena kalau sama saja patriarkisnya dengan oppa Korea, mungkin ada benarnya perempuan Indonesia memilih oppa Korea yang meski sama patriarkis dan mysoginist tapi setidaknya lebih enak dipandang. Hahaha! (*/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun