5. Uji A/B dan Iterasi: UX writer mungkin dilibatkan dalam pengujian A/B dari elemen-elemen teks yang berbeda untuk menentukan apa yang paling cocok dengan pengguna. Berdasarkan umpan balik pengguna dan data, UX writer mengulang dan menyempurnakan konten untuk terus meningkatkan pengalaman pengguna.
6. Aksesibilitas dan Inklusivitas: UX writer memastikan konten dapat diakses oleh pengguna dengan kebutuhan dan latar belakang yang beragam merupakan pertimbangan penting bagi UX writer. Mereka mungkin bekerja untuk menciptakan konten yang inklusif dan mengakomodasi audiens yang luas.
7. Kesesuaian dengan Merek: UX writers berperan dalam mempertahankan konsistensi merek melalui bahasa yang digunakan dalam produk. Mereka membantu memperkuat identitas dan kepribadian merek melalui konten tertulis.
Secara ringkas, seorang UX writer adalah bagian penting dari proses desain pengalaman pengguna, berkontribusi pada penciptaan interaksi yang positif dan efektif antara pengguna dan produk digital.Â
Pekerjaan mereka melibatkan kombinasi keterampilan linguistik, pemahaman perilaku pengguna, dan kolaborasi dengan tim lintas fungsi untuk memberikan pengalaman yang kohesif dan ramah pengguna.
Jika Gaji Belum Sesuai Harapan
Mengetahui gaji rekan-rekan kita di industri yang sama atau berbeda memang memiliki dua konsekuensi. Pertama, kita bisa lebih termotivasi sehingga merasa terdorong belajar dan bekerja lebih giat. Kedua, kita juga bisa lebih terdemotivasi alias malas dan merasa terpuruk.
Bagi saya sendiri, jika saya mengetahui gaji saya belum setara dengan standar rata-rata industri, saya akan mempertimbangkannya berdasarkan dua aspek utama yakni aspek kesejahteraan (yang erat kaitannya juga dengan besaran gaji) dan aspek pengalaman/ kesempatan belajar (yang bisa menjadi modal untuk perjalanan karier selanjutnya).
Skenario pertama adalah saat kesejahteraan dan pengalaman bisa berjalan beriringan. Dua-duanya bisa memenuhi ekspektasi. Itu sangat ideal. Jika Anda bisa mendapatkan posisi pekerjaan yang memungkinkan Anda lebih sejahtera dan bisa belajar banyak sembari bekerja, tentu pekerjaan itu harus Anda pertahankan.
Skenario kedua adalah saat kesejahteraan tidak sesuai harapan tapi kesempatan meraih pengalaman lumayan banyak. Saran saya, Anda bisa bertahan sambil belajar dan mencari peluang yang lebih baik dalam hal gaji/ kesejahteraan.
Skenario ketiga ialah saat kesejahteraan sesuai harapan tapi kesempatan belajar minim. Di sini Anda tak perlu buru-buru resign karena Anda bisa belajar di luar jam kantor. Misalnya Anda bekerja di tempat yang nyaman dan gaji lumayan tapi banyak menganggur. Jangan buru-buru mengundurkan diri tapi gunakan waktu yang banyak tersisa untuk belajar sendiri. Misal dengan membaca buku soal skills pekerjaan baru, mendengarkan podcast soal profesi baru yang Anda incar, memupuk jalan karier di bidang lain sebagai pekerjaan sampingan, menekuni hobi yang mendatangkan cuan, dan sebagainya.
Skenario terakhir adalah ketika kesejahteraan buruk dan kesempatan menimba pengalaman dan ilmu juga sangat minim. Tentunya Anda mesti segera meninggalkan pekerjaan semacam itu. Kenapa? Karena Anda tak akan menjalani pekerjaan yang membuat Anda nelangsa terlalu lama dan tidak memberi peluang memperbaiki kualitas diri untuk menyambut peluang berikutnya dengan lebih baik lagi.