KALAU Anda sekarang masih tinggal di kota yang padat penduduknya, sumpek, dan penuh masalah sosial, ekonomi dan lingkungan hidup, bisa dipastikan Anda harus mempertimbangkan diri untuk segera pindah ke kota mandiri.
Saya sendiri sudah tinggal selama 3 tahun di sebuah kota mandiri dan sebelumnya selama lebih dari 10 tahun tinggal di ibu kota Jakarta. Anda bisa membaca pengalaman saya tinggal di Kota Mandiri Maja di artikel berikut ini (baca: Pengalaman Jujur Beli Rumah dan Tinggal di Kota Mandiri Maja, Kab. Lebak).
Begitu saya pindah ke kota mandiri, saya perlahan merasakan ada banyak perubahan dalam diri saya. Saat itu saya belum bisa menjelaskan dan membuktikan tapi setelah mencoba mencari sejumlah studi ilmiah yang mendukung, saya bisa mendapatkan 10 manfaat tinggal di kota mandiri.
Dalam artikel ini, perlu saya definisikan kota mandiri adalah sebuah wilayah baru yang dibangun dan dikembangkan secara sistematis dan terstruktur, tidak sembarangan.
Menurut kompas.com, definisi kota mandiri adalah kota baru yang merupakan hasil dari pembangunan dan pengembangan suatu kawasan greenfield menjadi beberapa peruntukan, seperti hunian, perkantoran, pusat bisnis, hiburan, dan fasilitas umum yang semuanya terintegrasi dengan baik.
Pada kenyataannya, kota-kota mandiri dibangun di luar kota-kota besar yang sudah ada saat ini. Wilayah kota mandiri biasanya juga jauh dari pusat perekonomian saat ini, bahkan cenderung ke antah berantah atau 'tempat jin buang anak', jika mau meminjam istilah orang dulu. Namun, kota mandiri memiliki akses transportasi yang baik, jadi tidak terpencil dari dunia.
Karena dibangun jauh dari pusat kota besar, lazimnya kota mandiri masih lebih hijau dan tingkat polusinya lebih rendah daripada kota besar.
Tata kota dalam sebuah kota mandiri juga biasanya lebih dipikirkan matang-matang. Tidak asal dibuat. Penuh perencanaan. Karenanya kota mandiri biasanya punya ruang hijau terbuka lebih banyak, jalan lebih lebar, trotoar lebih nyaman, dan tata letak hunian dan area komersial yang terpisah agar warga bisa lebih nyaman dan teratur.
Anda bisa bandingkan dengan kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang yang tumbuh begitu organik sampai tidak terkendali dan ternyata membuat warganya mengalami banyak kerugian dan ketidaknyamanan dalam banyak aspek kehidupan.
Manfaat 1: Mengurangi Obesitas
Jika Anda tinggal di daerah perkotaan yang padat, yang memungkinkan Anda mendapatkan semua kebutuhan hidup termasuk fast food tanpa harus berjalan jauh, dengan para tetangga yang berpola hidup tidak sehat, waspadalah dengan bahaya obesitas.
Sebuah studi oleh Ecole Polytechnique Fdrale de Lausanne tahun 2016 menunjukkan hubungan erat antara lingkungan perkotaan dan risiko obesitas. Terlepas dari faktor pendapataan, level ekonomi, pendidikan dan sebagainya, seseorang mungkin bisa berisiko lebih tinggi menderita obesitas saat ia tinggal di perkotaan padat yang membuat kurang nyaman untuk berada di luar dan memiliki para tetangga yang berpola hidup buruk alias tidak mendukung kesehatan.
Lain dari perkotaan padat penduduk, kota mandiri menawarkan hunian yang lebih tertata rapi dan tidak sepadat kota besar. Kota mandiri juga memiliki banyak ruang terbuka hijau yang nyaman untuk beraktivitas fisik atau olahraga di luar. Manfaat 2: Meningkatkan Fungsi Otak
Pernah dengar asap kendaraan dan polusi membuat kita bodoh? Ya, pernyataan itu memang benar adanya.
Dalam sebuah studi oleh Boston University School of Public Health tahun 2022, ditemukan bahwa tinggal di tempat yang memiliki banyak ruang terbuka hijau seperti taman dAN jalur hijau membuat seseorang memiliki kemampuan memproses informasi lebih cepat dan kemampuan fokus lebih baik. Dengan kata lain, fungsi kognitifnya lebih bagus daripada mereka yang tinggal di perkotaan yang penuh polusi.
Polusi udara yang ditambah dengan kurangnya vegetasi/ ruang terbuka hijau di sekitar tempat tinggal bisa memicu dampak negatif untuk kesehatan otak anak dan orang dewasa juga.
Untuk anak-anak, polusi udara perkotaan tak cuma merusak paru-paru tapi juga bisa menurunkan tingkat intelejensia mereka. Itu bisa diukur dari pencapaian akademis di sekolah.
Untuk orang dewasa, polusi udara perkotaan bisa meningkatkan risiko kepikunan atau dementia di usia lanjut. Jadi jika Anda sekarang tinggal di Jakarta yang polusinya sudah di luar ambang batas saban musim kemarau, rasanya sudah perlu mempertimbangkan pindah ke luar pusat polusi itu demi kesehatan otak jangka panjang.
Tinggal di kota mandiri yang lebih hijau dan memiliki banyak ruang hijau membuat kesehatan otak Anda lebih terjamin.
Manfaat 3: Mengatasi Stres Berlebihan
Sebuah studi oleh University of Wisconsin-Madison di tahun 2014 menemukan bahwa semakin banyak ruang hijau di tempat tinggal kita, semakin bahagia perasaan para penghuninya.
Jadi jika kita mau melepas stres dan mengurangi risiko depresi, pindahlah ke daerah yang lebih hijau dan seringlah jalan kaki ke luar rumah untuk menikmati ruang terbuka hijau tersebut.
Ruang terbuka hijau ini sayangnya langka di kota besar dan tersedia lebih banyak di kota mandiri yang baru berkembang.
Manfaat 4: Menekan Angka Kriminalitas
Capek dengan lingkungan yang penuh kejahatan siang dan malam? Mungkin saatnya Anda pindah ke kota mandiri.
Sebuah studi yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari University of Virginian Health System tahun 2020 menemukan sebuah pola yang menjelaskan bahwa ruang hijau bisa mengurangi angka kriminalitas (dalam hal ini angka kekerasan dengan senjata api) di sebuah daerah.
Dan ruang hijau ini tidak cuma berupa taman publik tapi juga bisa berupa halaman rumput di rumah, pepohonan yang ditanam di tepi jalan atau sejenisnya.
Di kota-kota besar di Indonesia, ruang terbuka hijau adalah sebuah kemewahan dan bisa menunjukkan risiko terjadinya kejahatan. Anda bisa melihat sendiri di Jakarta dan kota-kota besar lain. Bagian kota yang gersang cenderung memiliki angka kriminalitas yang lebih tinggi.
Manfaat 5: Memperbaiki Kesehatan secara Umum
Lingkungan sekitar rumah yang kita tinggali sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan kita secara umum, demikian ungkap studi yang dilakukan oleh University of Arizona tahun 2017 lalu.
Studi ini menemukan bahwa mereka yang tinggal di lingkungan perumahan yang ada di daerah suburban (dengan penduduk lebih jarang dan kepadatan lebih rendah) memiliki tingkat kesehatan baik fisik dan mental yang lebih baik dari mereka yang tinggal di kota yang berkembang secara tradisional dan organik (alias tidak tertata baik).
Mereka yang tinggal di daerah suburban berpenduduk lebih jarang yang terbagi dalam klaster-klaster perumahan tercatat memiliki interaksi sosial yang lebih baik. Mereka juga lebih sehat karena di daerah perumahan suburban biasanya tersedia lahan parkir yang lapang dan fasilitas olahraga yang bisa diakses dengan mudah. Misalnya jogging track, taman umum, atau kolam renang umum.
Manfaat 6: Membuat Anak-anak Anda Lebih Aktif dan Sehat
Anak-anak Anda kecanduan gadget akut dan tantrum kalau disuruh berhenti memakai ponsel/ tablet? Saatnya Anda sebagai orang tua pindah rumah ke kota mandiri yang punya lebih banyak ruang terbuka hijau.
Menurut sebuah studi yang dilakukan American Heart Association pada tahun 2009, anak-anak yang tinggal di daerah yang memiliki ruang terbuka hijau misalnya taman umum lebih banyak tercatat memiliki level aktivitas fisik yang lebih baik daripada anak-anak perkotaan yang terkungkung di rumah dan tidak bisa leluasa keluar rumah karena lingkungan rumah yang gersang atau tidak ada akses ke ruang terbuka hijau publik.
Lingkungan rumah yang mendukung untuk jalan kaki atau bersepeda juga membuat anak-anak lebih menikmati berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki atau bersepeda.
Hal ini sangat logis karena di ruang terbuka hijau bisa berfungsi sebagai tempat rekreasi anak-anak setiap hari. Bentuknya bisa berupa taman perumahan, ruang bermain anak, atau lapangan rumput multifungsi untuk berolahraga apapun.
Jika sedari dini anak-anak sudah kurang gerak, ilmuwan mengingatkan soal risiko obesitas yang mereka bisa derita saat sudah dewasa nantinya.
Tentu Anda sebagai orang tua tak mau anak-anak Anda kegemukan atau sakit-sakitan saat mereka remaja dan dewasa, bukan?
Kota mandiri lazimnya memiliki penataan ruang yang lebih baik daripada kota-kota besar yang dibiarkan berkembang secara organik. Jalan dan trotoarnya lebih lebar. Jalur hijau lebih banyak. Taman-taman di klaster perumahan juga tersedia bagi anak-anak. Dengan demikian, mereka punya lebih banyak pilihan aktivitas fisik yang menyehatkan dan tidak cuma berdiam di rumah main games online, menonton YouTube, atau menatap gawai seharian.
Manfaat 7: Memelihara Kesehatan Mental Lebih Baik
Jika Anda prihatin dengan kesehatan mental Anda yang belakangan menurun, cobalah pindah rumah ke kota mandiri yang memiliki lebih banyak ruang hijau di sekitar rumah.
Sebuah studi menganalisis hubungan antara kesehatan mental dan ketersediaan ruang terbuka hijau di Spanyol. Kemudian ditemukan bahwa mereka yang tinggal di lingkungan yang lebih hijau dan sejuk menunjukkan keadaan kesehatan mental yang lebih baik, lebih jarang mengkonsumsi obat-obatan, dan lebih jarang berkonsultasi ke psikolog.
Ilmuwan juga menyinggung soal pentingnya mematuhi aturan 3-30--300 dalam penyediaan ruang terbuka hijau di lingkungan tempat tinggal kita. Arti angka ini adalah agar seseorang memiliki kesehatan mental yang baik, ia harus memiliki setidaknya 3 pohon di sekitarnya, 30% kanopi pohon di lingkungannya dan tempat tinggalnya berjarak maksimal 300 meter jauhnya dari taman terdekat atau ruang terbuka hijau.
Nah, coba Anda amati rumah Anda tinggal sekarang dan kondisi kesehatan mental Anda sekarang. Apakah aturan 3-30-300 itu sudah terpenuhi? Jika tidak, cobalah pindah ke kota mandiri dan rasakan bedanya.
Manfaat 8: Menjalani Hidup dengan Lebih Bahagia
Merasa jiwa 'kering' padahal saldo tabungan dan aset kekayaan sudah segunung? Pindahlah ke kota mandiri yang lebih banyak menyediakan taman, ruang terbuka hijau dan lapangan.
Kenapa? Karena menurut sebuah studi ilmiah oleh Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) tahun 2021, ada kaitan erat antara lingkungan kita tinggal dan tingkat kebahagiaan seseorang.
Sebagaimana kita ketahui, masyarakat modern begitu mendambakan kesehateraan ekonomi tapi lupa pentingnya memprioritaskan kebahagiaan mereka.
Studi ini mengingatkan bahwa sekaya apapun seseorang, setinggi apapun level strata ekonominya, hidupnya tidak akan komplit jika ia merasa nelangsa seumur hidupnya.
Tercatat bahwa mereka yang tinggal di area yang lebih hijau merasa lebih bahagia dalam menjalani kehidupannya sekarang ini tak peduli level ekonomi mereka.
Manfaat 9: Melindungi Sel dan Gen dalam Tubuh
Jika tinggal di lingkungan rumah yang tepat, Anda akan merasakan efek positif bagi kesehatan bahkan hingga ke tingkatan sel dan genetik.
Ini tidak mengada-ada karena menurut sebuah studi tahun 2023 oleh tim peneliti North Carolina State University, dinyatakan bahwa ruang terbuka hijau yang dipenuhi tetumbuhan di sebuah lingkungan perumahan memiliki dampak positif bagi penanda (marker) genetik kunci yang berkaitan erat dengan paparan terhadap stres yang dialami seseorang.
Temuan lain dari studi yang sama adalah bahwa ketersediaan ruang terbuka hijau tidak cukup jika terjadi polusi udara parah di sekitarnya.
Kelebihan kota mandiri yang berada jauh dari kota-kota besar adalah luas ruang terbuka hijaunya yang lebih banyak dan tingkat polusinya yang lebih rendah.
Dengan demikian, tingkat stres yang dialami warga kota mandiri lebih rendah dari mereka yang tinggal di kota-kota besar dan hal ini berdampak ke telomeres, komponen dalam DNA yang menjadi indikator panjang pendeknya umur seseorang. Makin banyak stres yang dialami, telomeres makin pendek dan sebaliknya.
Nah, peneliti di studi tersebut menemukan bahwa mereka yang tinggal di lingkungan yang lebih banyak ruang terbuka hijau memiliki telomeres lebih panjang dari yang tinggal di lingkungan yang gersang.
Manfaat 10: Menurunkan Risiko Menderita Penyakit Kronis
Punya penyakit yang berkepanjangan, susah sembuh sampai bertahun-tahun lamanya dan sangat menyiksa karena terus-terusan kambuh? Itulah yang dimaksud dengan penyakit kronis.
Contoh penyakit kronis adalah asma, arthritis, kanker usus besar, depresi, HIV/ AIDS, stroke, diabetes tipe 2, osteoporosis, penyakit jantung, sakit ginjal kronis, penyakit paru-paru, dan sebagainya.
Studi ilmiah oleh University of Miami pada tahun 2016 menunjukkan bahwa tinggal di lingkungan yang lebih banyak memiliki ruang terbuka hijau menurunkan risiko menderita penyakit kronis secara signifikan. Risiko diabetes bisa menurun 14%, risiko hipertensi turun 14% dan risiko gangguan lipid (lemak dalam darah) turun 10%.Â
Jadi, kapan Anda pindah ke kota mandiri? (*/)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H