Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

10 Manfaat Tinggal di Kota Mandiri

14 Januari 2024   10:12 Diperbarui: 15 Januari 2024   11:22 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kota mandiri. Sumber: Sinar Mas Land via KOMPAS.com

Jika Anda tinggal di daerah perkotaan yang padat, yang memungkinkan Anda mendapatkan semua kebutuhan hidup termasuk fast food tanpa harus berjalan jauh, dengan para tetangga yang berpola hidup tidak sehat, waspadalah dengan bahaya obesitas.

Sebuah studi oleh Ecole Polytechnique Fdrale de Lausanne tahun 2016 menunjukkan hubungan erat antara lingkungan perkotaan dan risiko obesitas. Terlepas dari faktor pendapataan, level ekonomi, pendidikan dan sebagainya, seseorang mungkin bisa berisiko lebih tinggi menderita obesitas saat ia tinggal di perkotaan padat yang membuat kurang nyaman untuk berada di luar dan memiliki para tetangga yang berpola hidup buruk alias tidak mendukung kesehatan.

Lain dari perkotaan padat penduduk, kota mandiri menawarkan hunian yang lebih tertata rapi dan tidak sepadat kota besar. Kota mandiri juga memiliki banyak ruang terbuka hijau yang nyaman untuk beraktivitas fisik atau olahraga di luar.

Kota mandiri berada di luar area perkotaan sehingga masih bisa ditemui adanya ladang, sawah dan sungai. Foto di Citra Maja. (Foto: Dok. pribadi)
Kota mandiri berada di luar area perkotaan sehingga masih bisa ditemui adanya ladang, sawah dan sungai. Foto di Citra Maja. (Foto: Dok. pribadi)
Manfaat 2: Meningkatkan Fungsi Otak

Pernah dengar asap kendaraan dan polusi membuat kita bodoh? Ya, pernyataan itu memang benar adanya.

Dalam sebuah studi oleh Boston University School of Public Health tahun 2022, ditemukan bahwa tinggal di tempat yang memiliki banyak ruang terbuka hijau seperti taman dAN jalur hijau membuat seseorang memiliki kemampuan memproses informasi lebih cepat dan kemampuan fokus lebih baik. Dengan kata lain, fungsi kognitifnya lebih bagus daripada mereka yang tinggal di perkotaan yang penuh polusi.

Polusi udara yang ditambah dengan kurangnya vegetasi/ ruang terbuka hijau di sekitar tempat tinggal bisa memicu dampak negatif untuk kesehatan otak anak dan orang dewasa juga.

Untuk anak-anak, polusi udara perkotaan tak cuma merusak paru-paru tapi juga bisa menurunkan tingkat intelejensia mereka. Itu bisa diukur dari pencapaian akademis di sekolah.

Untuk orang dewasa, polusi udara perkotaan bisa meningkatkan risiko kepikunan atau dementia di usia lanjut. Jadi jika Anda sekarang tinggal di Jakarta yang polusinya sudah di luar ambang batas saban musim kemarau, rasanya sudah perlu mempertimbangkan pindah ke luar pusat polusi itu demi kesehatan otak jangka panjang.

Tinggal di kota mandiri yang lebih hijau dan memiliki banyak ruang hijau membuat kesehatan otak Anda lebih terjamin.

Manfaat 3: Mengatasi Stres Berlebihan

Sebuah studi oleh University of Wisconsin-Madison di tahun 2014 menemukan bahwa semakin banyak ruang hijau di tempat tinggal kita, semakin bahagia perasaan para penghuninya.

Jadi jika kita mau melepas stres dan mengurangi risiko depresi, pindahlah ke daerah yang lebih hijau dan seringlah jalan kaki ke luar rumah untuk menikmati ruang terbuka hijau tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun