Jadi, memang pendekatan nonfiksi kreatif ini tidak setia pada fakta tetapi masih memiliki pijakan terhadap fakta. Tidak sebebas pendekatan fiksi tapi lebih bebas daripada pendekatan jurnalistik.
Lebih lanjut, ia menjelaskan tentang cara mengumpulkan fakta dari berbagai sumber. Hassan menyalin karya-karya yang dipublikasikan, mencatat dan mengamati karya-karya yang diterbitkan bersamaan dengan karya Sapardi dan Chairil.
Para penulis ulasan karya Sapardi dan Chairil, usia mereka saat sebuah karya diterbitkan. Sangat detail karena bisa memberikan gambaran mengenai siapa dan bagaimana posisinya di dunia sastra saat itu.
Hassan juga menggunakan jenis esai-esai akademis seperti eksposisi, deskripsi, narasi, persuasi dalam karyanya. Saat ia harus merayu pembaca, ia memakai pendekatan esai persuasi. Saat ia harus menggambarkan rumah Sapardi, ia pakai pendekatan deskriptif.
Saya sendiri sekarang berusaha untuk menerapkan pendekatan ini pada biografi seorang klien yang saya bantu tuliskan kisah hidupnya.Â
Meskipun klien saya masih hidup, dengan ingatan yang tajam di usia 30-an, kejadian yang dituliskan masih dalam jangkauan ingatannya itu tetap saja harus saya suguhkan dengan pendekatan nonfiksi kreatif. Saya harus menyusun dialog sendiri dengan tetap berdasarkan sekelumit petunjuk dari ingatan klien. (*/@akhliswrites)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H