Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Efek Tak Terduga Covid-19 pada Kejantanan Pria

25 Februari 2021   17:30 Diperbarui: 25 Februari 2021   17:49 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merasa terlalu perkasa untuk terkena Covid-19? Jangan sombong dulu. (Foto: Wikimedia Commons)

HAMPIR satu tahun bangsa kita dirundung pandemi. Namun, hari ini saya masih juga menyaksikan berita bahwa ada sejumlah masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan. Mereka dihukum menyapu di jalan karena tak memakai masker atau karena berkerumun.

Jika kita memakai akal sehat, secara teori pastinya manusia sudah bisa mengubah perilaku mereka setelah berbulan-bulan dicekoki kampanye pentingnya protokol kesehatan. Tapi nyatanya tidak. Ada segelintir (atau sebetulnya banyak?) manusia yang memilih secara sadar untuk mengabaikan fakta yang ada di depan mata dengan alasan konspirasi belaka.

Covid-19 memang bukan penyakit yang sangat mematikan. Seseorang masih bisa sembuh setelah tertular. Namun, masalahnya efek-efek lanjutan setelah itu belum begitu banyak diketahui dan inilah yang patut dicamkan masyarakat.

Semakin lama, semakin banyak ditemukan efek-efek Covid-19 pada kesehatan manusia. Ternyata ia tak cuma menyerang paru-paru. Virus baru ini juga bisa membuat Anda para pria mengalami penurunan kadar kejantanan. Wah kok bisa?

Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal "The Aging Male" pada September 2020 lalu oleh Taylor & Francis Group menguak temuan bahwa para pasien pria yang dirawat akibat terkena Covid-19 mengalami penurunan kadar hormon testosteron dalam tubuh mereka. Studi ini dilakukan secara intensif oleh para peneliti dari the University of Mersin dan the Mersin City Education And Research Hospital di Turki.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa dari pengamatan saat kadar testosteron para pasien Covid-19 pria tersebut terjun bebas, kemungkinan mereka makin lama mendekam di instalasi gawat darurat juga makin besar.

Studi yang melibatkan 438 pasien (232 di antaranya pria) yang terkena Covid-19 ini disebut-sebut sebagai yang pertama yang menemukan bahwa ada efek Covid-19 pada kadar hormon maskulin tersebut. Penelitian ini juga menerangkan mengapa sebelumnya ada sejumlah studi yang menemukan bahwa efek Covid-19 bisa lebih buruk terhadap kesehatan pria daripada wanita.

Hormon ini ternyata bukan cuma berkaitan dengan kejantanan seorang pria. Testosterone juga berhubungan erat dengan sistem kekebalan tubuh organ-organ pernapasan. Jika level testosteron turun dalam tubuh pria, risiko infeksi pernapasan juga naik dan ini sangat riskan saat seseorang terkena Covid-19. Saat level testosteron pasien turun, secara bersamaan derajat keparahan infeksi Covid-19 dalam tubuhnya juga naik.

Efek turunnya testosteron juga berkaitan dengan perawatan terkait infeksi dan penyebab kematian secara umum pada pasien pria di instalasi gawat darurat. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan penanganan dengan testosteron bisa membantu pasien pria yang terkena Covid-19.

Hal ini dikatakan tidak terjadi pada pasien pria yang tidak mengalami gejala (asimtomatik atau orang tanpa gejala). Namun, jangan senang dulu! Mereka yang tanpa gejala ini kata peneliti tercatat melaporkan adanya penurunan libido. Dan persentase pasien yang mengalami penurunan libido di antara grup pasien tanpa gejala ini cukup tinggi, yakni 65,2%. Jadi tidak bisa dianggap enteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun