Faktor lainnya ialah anonimitas relatifyang diberikan bagi narablognya. Hal ini mungkin bukan poin penting bagi mereka yang memulai blog untuk dikenal publik dengan lebih luas tapi bagi mereka yang cenderung introvert dan mendambakan privasi lebih tinggi namun tetap ingin berinteraksi agar memupus perasaan kesepian, blog bisa memberikannya tanpa syarat.
Di Clubhouse, Anda diwajibkan menggunakan nama asli. Penggunaan nama yang aneh dan mencurigakan tidak diperkenankan. Anonimitas seolah dianggap haram di sini.
Sementara itu, di Instagram anonimitas juga diragukan sebab Anda masuk di jaringan Facebook, yang diketahui suka memata-matai perilaku penggunanya.
Saya dulu juga tidak percaya tetapi setelah suatu hari saya membicarakan topik X di WhatsApp (yang juga milik Facebook), lalu menemukan iklan soal X itu di Instagram saya begitu saya membuka aplikasinya, serta-merta saya percaya bahwa saya sudah dimata-matai (meskipun terkesan tak membahayakan).
Selanjutnya, menulis blog juga memberikan insentif keuangan. Dalam kasus Korsel tadi, penulis blog yang memiliki 50 unggahan dan menarik lebih dari 100 pengunjung akan berhak menampilkan iklan dan menikmati penghasilan dari iklan tadi.
Dinyatakan Naver, per Desember 2020 jumlah narablog yang sudah meraup penghasilan dari iklan sebanyak lebih dari 5 juta won per bulan meningkat 5,5 kali lipat dibandingkan tahun 2019 saat pandemi belum berkecamuk.
Soal ini, saya sepakat. Dengan menulis blog, saya bisa membangun portofolio sebagai penulis. Dan setelah itu terbangun, tawaran pekerjaan bisa saya sabet.
Bahkan kadang saya dihubungi untuk menulis dengan imbalan finansial karena ada orang yang membaca tulisan saya di berbagai blog, baik di Kompasiana maupun di blog pribadi.
Di Clubhouse, belum ada insentif semacam ini. Di Instagram, skema begini juga tidak ada. Kalaupun bisa, kita akan dibayar oleh pihak ketiga, bukan oleh pihak Instagram itu.
Dan tentu, agar akun kita dikenal luas dan memiliki pengaruh besar caranya tak mudah dan instan. Butuh energi besar untuk membuat konten dan meningkatkan keterlibatan (engagement) para pengikut setiap harinya. Jangan dipikir itu bisa dijadikan kerjaan sampingan lho!
Bagi saya sendiri, blog sudah menjadi wadah yang tak tergantikan sebagai media menyampaikan gagasan. Media sosial lainnya susah menggantikan atau menumbangkan dominasi blog. Setidaknya hingga detik ini. (*/@akhliswrites)