SAAT ini jam pintar (smartwatch) sudah sangat lazim ditemui. Sebagian orang membelinya untuk satu fitur: pedometer. Ia bisa mengukur banyaknya langkah si pemakai dalam sehari. Ini penting terutama bagi mereka yang menjalani gaya hidup sedentari alias 'mager' Â karena banyak duduk.
Patokan 10.000 langkah sehari kerap kita dengar sebagai jumlah langkah yang harus dicapai dalam sehari agar kita bisa tetap bugar dan menurunkan berat badan.
Namun, tunggu dulu. Apakah memang benar demikian? Atau kita cuma termakan iklan atau marketing gimmick yang tidak berdasar?
Nah, ternyata target jumlah langkah harian sebanyak 10.000 itu belum cukup jika tujuan kita untuk menurunkan berat badan berlebihan.
Sebuah penelitian menyatakan hasil yang tak sesederhana itu. Terutama bagi para perempuan di atas 50 tahun, target 10.000 langkah sehari itu belum cukup. Untuk pria juga jumlah ini belum dianggap memadai.
Peneliti mempelajari berbagai kelompok usia. Dan ditemukan bahwa untuk anak-anak usia 6-12 tahun, target langkah harian juga berbeda. Bagi anak perempuan, minimal harus melangkah sebanyak 12.000 sehari. Sementara itu, anak laki-laki seharusnya melangkah 15.000 sehari untuk bisa tetap sehat. Nah, ini juga bisa menerangkan kenapa anak-anak sekarang banyak yang mulai terserang obesitas dan penyakit degeneratif yang dulu cuma diidap orang dewasa. Ya, karena mereka kurang bergerak!
Untuk perempuan usia 18-40 tahun, disarankan melangkah minimal sebanyak 12.000. Bagi wanita usia 40-50 tahun, jumlah langkah hariannya 11.000. Di rentang 5-60 tahun, seorang perempuan bisa cukup bergerak dengan melangkah 10.000 langkah sehari. Dan bagi yang sudah di atas 60 tahun, target langkah harian cuma di kisaran 8.000 sehari.
Bagi para pria, di usia 18-50 tahun mereka disarankan berjalan kaki 12.000 langkah sehari. Saat usia sudah di atas 50 tahun, target harian bisa diturunkan menjadi cuma 11.000 langkah sehari.
 Kunci sukses lainnya untuk menurunkan berat badan dengan jalan kaki ialah mencatat pencapaian harian. Dengan demikian, kita bisa memonitor naik turunnya dengan baik dan tetap termotivasi untuk bergerak bahkan saat sedang malas.Â
Sebagai olahraga dasar, jalan kaki memang berintensitas rendah sehingga aman dilakukan siapa saja, kecuali bagi mereka yang memiliki cedera kaki atau area pinggul.Â