Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Inilah Ongkos yang Harus Ditebus Jika Perempuan Jadi Pemimpin

21 Januari 2021   16:14 Diperbarui: 21 Januari 2021   16:36 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, kata Pudrovska, studi-studi menunjukkan para perempuan berkuasa mengalami "ketegangan interpersonal, interaksi sosial yang negatif, stereotip negatif, prasangka, pengucilan sosial dan resistensi dari bawahan, kolega dan atasan."

Beban stresor dan tekanan ini memicu munculnya gejala depresi. Para pimpinan perempuan yang memiliki gejala depresi lebih sering ditemukan daripada pimpinan pria yang tidak berkuasa. Demikian pula, para pria yang berkuasa bahkan lebih rendah peluangnya menderita depresi.

Riset ini dilakukan dengan bantuan dana dari National Institute on Aging milik National Institutes of Health. Temuannya dipublikasikan di Journal of Health and Social Behavior.

Temuan itu menjadi bukti bahwa "kita harus memecahkan diskriminasi gender, permusuhan dan prasangka terhadap para pimpinan wanita untuk menekan dampak psikologis dan meningkatkan imbalan psikologis dari para pekerja wanita yang berkedudukan tinggi."

Jadi, apakah saya anti pemimpin perempuan? 

Sama sekali tidak! 

Justru saya ingin mengajak agar kita sebagai masyarakat dan bangsa bisa bahu-membahu untuk bersama-sama mendukung kinerja para pemimpin perempuan ini lebih baik dan di saat yang sama, agar mereka lebih tahan terhadap serangan depresi. 

Caranya dengan memupus diskriminasi gender, prasangka, dan sikap meremehkan atau memusuhi para pemimpin perempuan. (*/Twitter: @akhliswrites)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun