Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mengapa Banyak Nama Startup yang Aneh?

20 Januari 2021   11:17 Diperbarui: 20 Januari 2021   11:56 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

STARTUP sekarang ini makin dianggap keren. Di antaranya karena mencuatnya drama seri Korea, "Startup". Di sini kita bisa menyimak drama dengan seluk-beluk kehidupan entrepreneur muda yang cantik dan tampan serta dunia startup (usaha rintisan) yang penuh dinamika dan tantangan. Tanpa asmara pun, sebetulnya drama ini sudah seru. Apalagi ditambah dengan konflik asmara yang makin mengaduk-aduk emosi.

Nama startup yang diangkat di seri ini ialah Samsan Tech. Sebetulnya untuk ukuran kelaziman nama, "Samsan Tech" terbilang biasa saja. Tidak begitu sensasional dan gila. Bahkan kalau saya pikir, Samsan Tech itu terkesan kaku, mirip korporasi besar, bukan startup.

Kalau kita lihat di Barat sana, nama-nama startup yang dipakai sangatlah bervariasi. Tidak seperti nama korporasi besar yang lebih resmi dan kaku. 

Lalu, mungkin kita pernah bertanya: "Kenapa sih nama startup mesti aneh?"

Begini awal ceritanya: semua dimulai dari kemunculan Google dan Yahoo di dekade 1990-an. Nama-nama startup saat itu aneh dan membuat banyak orang kebingungan mengejanya. Tak banyak orang tahu Google dinamai dari kesalahan ejaan kata "googol". Sementara Yahoo adalah kependekan dari "Yet Another Hierarchical Officious Oracle".

Di tahun 2000-an, kita bisa jumpai Twitter, Flickr, Tumblr, Yelp, dan Bing. Dan kini kita bisa temukan Spotify, Vine, Airbnb, Giphy, Uber, Rovio, Umano dan banyak lagi startup lain yang bernama tidak lazim.

Menurut The Wall Street Journal, alasan di balik pemilihan nama yang kurang lazim ini adalah langkanya nama-nama domain yang dijual di Internet dengan harga terjangkau. Sebagaimana diketahui, nama-nama domain yang standar telah dibeli dan jika harus dibeli, dananya pasti tidak sedikit. Setiap perusahaan di era digital harus memiliki situs online sendiri. Dengan adanya 252 juta nama domain di Internet, URL yang pendek dan standar sudah terjual habis. 

Saya sendiri pernah bertemu teman kerja yang hobi membeli domain seperti ini. Apa tujuannya? Ya, agar dia bisa menangguk untung dari pihak yang mau membeli domain itu. Dan kalau butuh sekali, kadang memang pihak yang bersangkutan tak segan merogoh kocek dalam-dalam agar nama website mereka sesuai dengan harapan.   

Karenanya solusi yang paling memungkinkan untuk ditempuh menurut sejumlah entrepreneur ialah menemukan kata-kata yang unik dan singkat untuk menghindari keharusan membeli domain jutaan dollar yang lebih pendek dan lazim. Domain investing.com konon dijual dengan harga kira-kira 2,5 juta dollar AS. 

Di Indonesia, nama startup dahulu ada yang secara murni diambil dari kata dalam bahasa Indonesia. Sebut saja "Koprol". Startup ini adalah media sosial yang cukup populer kala itu. Bahkan Yahoo pernah mengakuisisinya. Namun, begitu Yahoo bangkrut setelah Marissa Mayer gagal membangkitkannya dari keterpurukan, Koprol juga lenyap dari peredaran. Cukup disayangkan. Padahal dahulu gaungnya cukup besar dan membuat orang Indonesia cukup bangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun