Hanya saja, menemukan tujuan hidup apapun itu kerap membuat kita terlalu terjebak di dalamnya hingga ia menelan kita bulat-bulat, ungkap mendiang penulis AS David Foster Wallace di tahun 2005.Â
Manusia memang ditakdirkan sebagai makhluk penyembah. Yang disembah bisa bermacam-macam, bukan cuma dewa-dewi, tuhan, atau makhluk spiritual lain tetapi juga kekayaan, ketenaran, kemolekan fisik, dan lain-lain. Jadi, meski kita menyembah sesuatu, kita disarankan sang penulis untuk tetap waras dan sadar terhadap kemungkinan untuk menjadi korban dari seembahan kita itu.
Peduli pada Lingkungan dan Bumi
Sebagian manusia lupa bahwa lingkungan di sekitarnya berpengaruh besar terhadap kesehatannya baik secara fisik, mental dan spiritual. Kadang kita mengizinkan diri kita untuk hidup menderita di sebuah lingkungan yang seolah kita tak bisa hindari tapi sebetulnya bisa kita tinggalkan, atau setidaknya ubah agar tidak membuat kita gila atau sakit.
Misalnya jika kita merasa hidup di kota besar sudah membuat diri kita sumpek, pindahlah ke desa. Jika kita merasa tempat kerja terlalu jauh, cobalah mencari tempat tinggal di dekat tempat kerja atau dapatkan pekerjaan yang lebih dekat lokasinya dengan tempat tinggal. Selalu ada pilihan jika manusia mau untuk berusaha dan menyiasati kesulitan hidup mereka dan tentunya bersiap dengan konsekuensi yang mungkin timbul dari pilihan itu.Â
Sebagai contoh, jika kita ingin tinggal di desa, hendaknya kita jangan cuma bersiap untuk hidup layaknya turis di sana tetapi juga menyadari kesulitan-kesulitannya misal akses transportasi yang lebih sulit, jaringan komunikasi dan internet yang tak sebaik di kota besar, dan sebagainya. Selalu ada plus minus dan kita mesti siap sepenuhnya atas pilihan tersebut agar tidak habis energi untuk mengeluh dan berpindah-pindah dari satu pilihan ke pilihan lain.
Bagaimana jika untuk sementara ini kita belum bisa membuat pilihan yang lebih baik bagi diri? Kuncinya ialah menerima dahulu kenyataan yang ada sambil terus berusaha. Terasa konyol jika kita mengeluh setiap hari soal kemacetan akibat jarak rumah-kantor yang jauh sementara kita tidak mencari pekerjaan yang berlokasi lebih dekat, contohnya. Â
Enam poin di atas sangatlah penting untuk kita camkan agar bisa sehat secara holistik. Di akhir pekan ini mungkin kita bisa mengurai masalahnya agar kita tidak terus menerus didera masalah kesehatan baik fisik, mental, psikologis maupun spiritual. (*/ Twitter: @akhliswrites)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H