Minum obat secara teratur.
Jangan berolahraga dahulu. Logis sekali karena banyak bergerak akan membuat pendarahan makin hebat. Untuk salat saja saya bahkan memilih duduk karena berdiri dengan kepala yang bergerak terlalu intens membuat area luka terasa berdenyut kencang.
Sebenarnya mencabut gigi geraham bungsu bukanlah tindakan medis wajib atau darurat namun suatu tindakan pencegahan. Meski sekarang terasa baik-baik saja, gigi geraham bungsu yang tumbuh dalam posisi yang tidak seharusnya seperti yang terjadi pada saya memang seharusnya dicabut demi mencegah terjadinya gangguan kesehatan gigi di masa datang.
Keputusan untuk dicabut atau tidak harus diambil oleh dokter gigi untuk tiap kasus. Tidak bisa digeneralisasi.
Risiko Pencabutan
Ada yang bertanya, apakah ada risikonya melakukan pencabutan gigi geraham bungsu? Tentu saja ada. Pasca operasi, pasien bisa mengalami komplikasi seperti infeksi luka dan kerusakan syaraf. Namun, jangan cemas karena dengan perkembangan teknologi medis saat ini, semua itu bisa ditekan.Â
Saya sendiri diberikan obat antibiotik untuk mencegah infeksi pada luka saya dan sebelumnya telah menjalani pemotretan panoramic gigi (pemindaian dengan sinar X) sehingga diketahui kondisi gigi dan mulut dengan akurat. Tidak sembarang cabut.
Menurut peneliti Hossein Ghaeminia di Radboud University Nijmegen Medical Centre yang dipublikasikan tahun 2017 di situs sciencedaily.com, intervensi pembedahan pada gigi geraham bungsu ini disertai dengan risiko komplikasi (misalnya infeksi dan kerusakan syaraf di bibir dan dagu). Namun, di sisi lain pembiaran gigi geraham bungsu yang tak bermasalah juga menimbulkan potensi kerusakan pada gigi lain di sekitarnya. Dan inilah yang terbukti terjadi pada saya.
Ghaeminia menyatakan ada beberapa faktor risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum menjalani operasi pencabutan gigi geraham bungsu, di antara ialah infeksi. Semakin tua seseorang, semakin tinggi risiko terjadi infeksi. Ghaeminia mengatakan mereka yang berusia 26 tahun lebih dan para pasien perempuan memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi.
Para perokok juga harus waspada karena kebiasaan buruk ini juga mengakibatkan mereka memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan non-perokok.
Meskipun konsumsi antibiotik akan menjamin risiko infeksi lebih rendah, tanpa antibiotik pun kita masih bisa menekan risiko infeksi. Caranya adalah dengan membasuh area bekas operasi dengan air yang bersih dan masak.Â
Bagaimana dengan Anda?Â