SEBUAH slogan pemasaran produk deterjen pernah sangat dikenal dengan mengasosiasikan keberanian bagi anak untuk bermain di luar ruangan bahkan hingga pakaian mereka kotor dengan kualitas pembelajaran yang lebih baik.Â
Ibu-ibu yang tidak enggan mengizinkan anak-anak mereka pulang dengan pakaian kotor dianggap lebih baik daripada ibu-ibu yang mengomel saat anak mereka pulang dengan pakaian berlumur lumpur sehingga anak-anak mereka ketakutan untuk melakukan banyak kegiatan fisik di luar ruangan.
Ternyata memang ada kebaikan di balik sikap 'berani kotor' tadi. Dan sains membuktikannya dengan lebih mantap.
Menurut sebuah studi yang dilakukan University of Colorado at Boulder dan dipublikasikan tanggal 29 Mei 2019 lalu di jurnal Pscychopharmacology, mereka yang terpapar dengan bakteri yang berlimpah di tanah menikmati manfaat kesehatan dalam bentuk adanya sejenis lemak yang mencegah peradangan atau inflamasi di dalam tubuh mereka.
Nama bakteri ini ialah Mycobacterium vaccae. Bakteri ini diketahui dapat membantu tubuh manusia mengendalikan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan stres.
Sebenarnya temuan ini adalah bagian dari penelitian sepanjang 3 dekade. Pada tahun 1989, peneliti Inggris David Strachan mengatakan dalam hipotesisnya yang terkenal dengan nama "hygiene hypothesis" bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam dunia modern yang meyakini bahwa kontak dengan mikroba termasuk bakteri di alam bebas sebagai bahaya (sehingga mereka sedikit sekali terpapar pada bakteri di luar) membuat sistem kekebalan tubuh mereka kurang berkembang dan alhasil makin banyak terjadi kasus alergi dan asma.
Seiring dengan perkembangan sains, kemudian diketahui bahwa bukannya paparan terhadap bakteri penyebab penyakit yang memicu penyakit-penyakit ini tetapi justru karena kurangnya paparan tubuh terhadap bakteri baik di alam. Sebab tidak semua bakteri di tanah itu jahat.Â
Ada yang bersifat baik dan berguna bagi kesehatan juga. Dan uniknya tidak cuma kesehatan fisik kita yang terimbas. Kesehatan mental juga!
Dalam studi itu, ditemukan bahwa anak-anak yang dibesarkan di perdesaan dan dikelilingi dengan hewan dan bakteri tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih tahan stres dan memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit mental daripada anak-anak perkotaan yang banyak menghabiskan waktu di dalam rumah yang bersih dan tertutup serta tidak memiliki hewan peliharaan serta jarang keluar rumah untuk menikmati alam bebas.
Yang menarik, meskipun belum diketahui persis bagaimana bakteri baik ini membantu kita mengatasi stres, peneliti menguak bahwa ada sejenis lemak yang dikeluarkan bakteri itu dalam tubuh kita yang membantu kita mengatasi peradangan dalam tubuh saat stres mendera sistem kekebalan tubuh.
Sebagai tindak lanjut, penemuan ini mendorong para peneliti untuk mengembangkan vaksin berbasis mikroba untuk mengatasi stres di masa mendatang.