Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tunggulah Sampai "Tua" Sebelum Menulis

30 Mei 2019   17:38 Diperbarui: 30 Mei 2019   17:54 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lee Child bukan penulis favorit saya. Lain dari Haruki Murakami yang karya-karyanya pernah saya baca, karya-karya Child sama sekali tak familiar bagi saya. Bahkan film yang dibuat berdasarkan karakter utama dalam novel-novelnya juga tak bersarang dalam kepala saya.

Child juga bukan jenis penulis yang genrenya saya sukai.

Ia juga memiliki gaya hidup yang sama sekali tak sehat. Ia merokok; ia suka menulis sambil begadang; ia tak berolahraga; ia tak berniat mengubah pola makannya yang sarat makanan 'sampah'. Dan ia tak peduli jika umurnya lebih pendek karena semua itu. Alasannya, karena ia justru bisa menikmati hidupnya dengan cara begitu. Intinya, cuma selera saja.

Namun demikian, saya mengamini tatkala ia mengatakan menulis itu tak harus dimulai sejak dini. Ini mungkin salah satu nasihat menulis yang paling kontraintuitif, menurut hemat saya. Hampir semua penulis yang saya ketahui kerap mendengungkan nasihat "mulai saja menulis dengan apa yang kau ketahui", "jangan khawatir tulisanmu dikritik di usia muda", atau "siapa saja bisa menulis jika ada niat".

Meskipun nasihat-nasihat tadi tak sepenuhnya salah, saya menemukan adanya ambisi yang tersirat untuk  buru-buru menulis hanya demi menjadi penulis yang terkenal dan kaya raya. Pokoknya mau jadi setajir pengarang sekelas J.K. Rowling, atau Stephanie Meyer, atau John Green, Elizabeth Gilbert. Novelnya keluar dan laris manis di seluruh dunia. Plus, kemudian ada produser Hollywood melirik novel itu menjadi film box-office.

Padahal dalam kenyataannya, menulis memerlukan dedikasi yang tidak tanggung-tanggung. Menulis bukan cuma duduk mengetik di ruangan sejuk dan sesekali menyesap kopi di kafe yang modern dan nyaman. Banyak orang tak tahu betapa banyak pengorbanan yang harus dikeluarkan demi bisa sesukses penulis-penulis tadi. Dan kalaupun sudah sukses, apakah kesuksesan itu akan bisa dipertahankan? Atau akan tenggelam begitu saja setelah karya pertama keluar layaknya Harper Lee, sang pengarang novel "To Kill the Mockingbird"?

Begini nasihat Child yang terbenam dalam-dalam di benak saya: "Menulis ialah sesuatu hal yang Anda seharusnya tunggu sampai mencapai usia yang matang... sampai Anda bisa menyaksikan lebih banyak hal di dunia. Sampai Anda memiliki pesan yang benar-benar ingin disampaikan."

Ia menyatakan itu bukan karena tanpa alasan. Ia sendiri baru mulai menulis di usia 40 tahun. Dan meski baru setua itu mulai menulis, kesuksesannya juga jangan dianggap sebagai suatu hal yang instan dan keberuntungan semata. Child sudah menggandrungi buku sejak kecil. Ia banyak membaca buku, menggemari cerita-cerita dan bekerja penuh waktu di dunia hiburan yang juga memiliki pertalian erat dengan dunia pengisahan cerita.

Di usia matang itu, Child dipecat dari pekerjaannya yang mapan sebagai direktur presentasi di Granada Television. Dalam sebuah wawancara, ia menumpahkan kekesalannya melawan otoritas di perusahaannya itu. Ia menceritakan pernah meretas komputer di kantornya sebagai perlawanan terhadap upaya perampingan perusahaan karena ia menganggapnya tak adil. Ia menghimpun kekuatan di antara para pekerja agar perusahaan harus menghormati hak-hak mereka. Rupanya latar belakangnya sebagai lulusan ilmu hukum dari University of Sheffield dan kepribadiannya yang tegas dan keras dan tak menyukai ketidakadilan itu memang tak bisa dibendung. Ia akhirnya dipecat dan memilih menegakkan keadilan melalui dunia fiksi melalui karakter utamanya Jack Reacher.

Ia juga sangat meyakini bahwa faktor terpenting yang membuatnya menjadi penulis seperti sekarang ialah pengalaman hidup yang kaya. Usia yang lebih tua membuat seorang penulis menjadi lebih banyak memiliki hal-hal menarik untuk diceritakan. (*/)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun