Dalam percobaan, tikus-tikus laboratorium diberi asupan BCAAs dan tryptophan (yang bisa memicu serotonin, hormon yang membantu tidur nyenyak) dalam dosis berbeda-beda.Â
Ada kelompok tikus yang diberi dosis dua kali lipat dari semestinya (200%), ada yang standar (100%), ada yang cuma separuh (50%) dan cuma seperlima (20%). Kemudian kesehatan tikus-tikus ini dipantau dan dibandingkan.Â
Hasilnya, tikus-tikus dengan asupan suplemen dua kali lipat dari yang normal (200%) memiliki masalah obesitas dan jangka hidup lebih pendek.
Dari penelitian tersebut, disimpulkan bahwa jenis asupan yang tinggi protein namun rendah karbohidrat bermanfaat bagi fungsi reproduksi. Namun, jenis diet semacam itu berdampak buruk bagi kesehatan di usia senja dan juga mempercepat kematian.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari sini ialah keseimbangan itu mutlak. Karena hakikat kesehatan sendiri ialah keseimbangan. Terjadinya penyakit biasanya dipicu oleh ketidakseimbangan entah itu oleh faktor internal atau eksternal atau kombinasi keduanya.
Sebelum Anda memutuskan untuk memilih suplemen, amati dulu pola makan dan jenis asupan. Jika dari asupan sehari-hari saja (tanpa suplemen tinggi protein), sekiranya jumalh kebutuhan protein sudah tercukupi, lebih baik hemat uang Anda untuk tidak membeli suplemen lagi.
Pakar gizi dari University of Sydney School of Life and Environmental Sciences sendiri menyarankan agar kita tidak cuma mengandalkan asupan protein dari satu jenis bahan makanan.Â
Idealnya, kita bisa mendapatkan protein dari beragam bahan makanan agar tubuh tetap bisa menyerap nutrisi lainnya juga, seperti vitamin, mineral dan serat yang berguna bagi kelancaran pencernaan kita. Bukan cuma melulu protein.Â
Alih-alih mengandalkan asupan sumplemen protein buatan pabrik ini, Anda sebetulnya bisa mengandalkan asupan alami.Â
Caranya, cukup variasikanlah bahan makanan Anda. Misalnya, untuk mendapatkan asupan BCAAs, Anda bisa mengonsumsi daging merah dan produk susu secukupnya. Daging ayam, kalkun, keju, ikan dan telur juga bisa dikonsumsi bergantian sebagai sumber BCAAs.Â
Berpantang daging tapi tetap ingin menaikkan massa otot? Jangan cemas, karena Anda juga bisa mendapatkan protein dari kacang-kacangan, lentil, biji-bijian, dan kedelai.Â