Bahkan dikatakan oleh para ilmuwan bahwa menulis blog dapat dijadikan sebuah cara menangani para remaja yang tengah bergelut dengan masalah, terutama yang merasa kesulitan mengeluarkan aspirasi, opini, alias "uneg-uneg" mereka.Â
Dan penyaluran pemikiran dan emosi melalui blogging ini membuat mereka lebih terkendali, tidak tergoda untuk menyalurkannya melalui kenakalan-kenakalan khas remaja seperti mencorat-coret di tembok sekolah, membolos, menyalahgunakan narkoba, melakukan aktivitas seks bebas dan sejenisnya.
Studi ini dilakukan melalui penelitian pada unggahan-unggahan di platform blogging yang bernama Xanga, yang masih ada hingga sekarang. Peneliti gagal menemukan perilaku-perilaku buruk khas remaja dalam diri para nara blog remaja.Â
Mereka malah menunjukkan perilaku-perilaku positif seperti ibadah, belajar, kegiatan ekstrakurikuler yang konstruktif, dan sebagainya. Menulis blog juga memberikan ruang bagi mereka untuk mengembangkan kreativitas mereka melalui puisi, lirik dan lagu.Â
Jadi, untuk para orangtua, alih-alih memberikan ponsel untuk sekadar menonton video di YouTube, bermain gim daring siang malam sampai lupa belajar atau membaca berita daring yang belum tentu bermanfaat positif.
Cobalah ajarkan anak-anak Anda untuk menulis blog. Dengan demikian, mereka lebih terlatih untuk tidak cuma menjadi konsumen konten tetapi juga bisa menciptakan konten positif yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H