Meskipun mungkin sudah ada upaya yang dilakukan demi perbaikan, saya merasa belum ada hasil yang optimal. Ini bisa dilihat dari waktu untuk menunggu yang masih lumayan lama dan membuat pengguna jasa kurang nyaman karena menunggu di peron yang cuma memberikan tempat duduk yang nyaman bagi kaum 'prioritas' yang beruntung duduk duluan di stasiun Manggarai (belum lagi jika di jam sibuk sehingga berjejal).
Saya sendiri pernah tertahan di stasiun Jatinegara sampai 15 menit dan menunggu di stasiun Manggarai sampai 20 menit. Ini sangat tidak efisien dan membuat mencolok mata ketimpangan dengan waktu yang terpakai untuk tiba di tempat yang sama dengan sepeda motor. Dengan sepeda motor saya cuma habiskan waktu 20 menit di akhir pekan. Dengan angkutan umum bus feeder dan kereta komuter plus angkot, saya habiskan waktu sekitar 60 menit dan bila sedang apes, 90 menit.Â
Jadi bagaimana pemerintah mau mengatasi kemacetan dan kesemrawutan jalan di ibukota jika tidak lebih gesit dalam menangani masalah-masalah riil seperti ini? Pahamlah saya kenapa lebih banyak orang memilih bersepeda motor di jalan raya yang walaupun panas dan semrawut tetapi sanggup memberikan mobilitas yang lebih baik dan luwes. Ya, karena angkutan umum membuat mereka cuma bisa pasrah, tanpa daya, tidak punya kuasa. Sementara itu, sepeda motor membuat mereka merasa lebih merdeka, bisa memilih jalan alternatif dan terus maju tak peduli ada kemacetan di sekitar. (*/akhlis.net)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H