Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

7 Hal yang Belum Anda Ketahui tentang Perbankan Syariah

9 April 2017   19:12 Diperbarui: 9 April 2017   19:26 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jika Anda ingin tahu lebih banyak mengenai keuangan syariah dalam skala internasional, sebuah buku berjudul “Inside the Hidden World of Islamic Finance” (Di Dalam Dunia Tersembunyi Keuangan Syariah) yang ditulis oleh Harris Irfan mungkin akan memenuhi keingintahuan Anda secara memuaskan dan tuntas. Penulis yang juga menjabat sebagai Managing Direktur (Direktur Pengelolaan) European Islamic Investment Bank itu menyoroti berbagai aspek keuangan dan perbankan syariah di abad ke-21 secara komprehensif. Dari pandangan-pandangannya mengenai perbankan syariah tersebut, penulis dapat meringkas adanya 5 poin penting yang belum banyak orang ketahui perihal perbankan syariah.

Perbankan Syariah, Solusi Krisis Finansial Dunia

Kegagalan sistem perbankan konvensional dapat kita saksikan dalam kondisi perekonomian global dalam beberapa tahun belakangan yang masih menunjukkan kelesuan sejak krisis finansial AS tahun 2009 lampau. Krisis dan pelemahan pertumbuhan ekonomi yang melanda dunia ini tidak lain disebabkan oleh dampak buruk penerapan sistem keuangan konvensional Barat yang kurang mengindahkan etika dan kesinambungan.

Menurut Harris, jika semua pemangku kepentingan dalam perekonomian dan perdagangan dunia hendak memperbaiki kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya membaik, sudah saatnya bagi mereka untuk mengkaji dan mempertimbangkan penerapan perbankan syariah.

Penerapan Syariah Tidak Menghambat Perolehan Laba

Kata “syariah” sendiri memang harus diakui menimbulkan antipati dalam benak kalangan yang belum akrab dengan Islam. Bahkan di sebagian kalangan umat muslim sendiri, sistem keuangan dan perbankan syariah terasa belum meresap benar dalam pemahaman mereka.

Dengan menyertakan elemen reliji dalam tata kelola perbankan, sebagian pihak beragurgumen bahwa dampaknya kurang bagus untuk perolehan keuntungan. Dengan kata lain, ditinjau dari aspek komersial dan bisnis, apapun yang berbau syariah itu menghasilkan perolehan laba yang lebih rendah daripada yang konvensional. 

Harris menampik argumentasi tersebut mentah-mentah. Ia beralasan bahwa dalam beberapa tahun belakangan, telah terbukti bahwa bank-bank syariah relatif terbebas dari aset-aset dan kontrak-kontrak ’beracun’ yang membebani bank-bank konvensional dan dianggap menjadi biang keladi terjadinya krisis keuangan dunia. “Sebagai konsekuensinya, kami [perbankan syariah - red] malah melejit melampaui [perbankan konvensional].” Ia juga mencontohkan bahwa perusahaan finansial sebesar Lehman and Brothers menjadi korban aset dan kontrak yang tidak sehat dan beracun tersebut karena mengabaikan etika bisnis yang dijunjung tinggi dalam perbankan syariah.

Hingga saat ini, perkembangan perbankan syariah memang masih belum sebesar dan seluas jangkauan sistem keuangan dan perbankan konvensional ala Barat. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa ekonomi syariah tergolong pesat dalam perkembangannya. Harris menyatakan bahwa perbankan syariah tidak perlu meniru perjalanan perbankan konvensional, atau bahkan meniru. “Perbankan syariah global justru perlu membentuk takdirnya sendiri sehingga meyakinkan kalangan investor dan semuanya bahwa ada banyak hal yang positif di sini dan akan mengarahkan dunia ke masa depan keuangan yang lain daripada yang sudah disuguhkan oleh perbankan konvensional. Jangan sampai stagnan hanya karena ingin meniru perbankan dan keuangan konvensional.”

Perbankan syariah menjadi satu celah perbaikan sistem perbankan saat ini yang carut marut. Jika kalangan perbankan ingin ada kemajuan dan perubahan signifikan dalam perbankan dan perekonomian secara berkesinambungan, penerapan konsep keuangan syariah yang menyeluruh memberikan solusi terbaik. Hal itu karena selama ini dunia perbankan cenderung beroperasi dengan mengabaikan aspek etika bisnis dan mengejar keuntungan semata. Dengan perbankan syariah, keuntungan masih akan dicapai namun dengan juga mengutamakan etika. Dan ini bukan sesuatu yang musykil.

Perbankan Syariah Relatif Tahan Krisis

Meskipun perbankan syariah dipandang relatif bebas krisis keuangan, toh di Malaysia regulator Islamic Financial Services Board pernah mengkritisi soal rasio finansial dalam bank-bank dan lembaga keuangan syariah. Hal ini memicu keraguan akan ketahanan keuangan dan perbankan syariah terhadap terpaan krisis.

Harris berpandangan bahwa risiko krisis keuangan terjadi jika sistem keuangan dan perbankan syariah diterapkan dengan tepat dan benar dapat dikatakan minimal. “Saya tidak bisa mengatakan keuangan syariah sepenuhnya kebal dari risiko krisis tetapi terdapat check and balance yang melancarkan penyelesaian masalah-masalah tersebut.”

Perbankan Syariah Bisa Diterapkan di Negara Non-Muslim 

Dengan negara-negara mayoritas muslim yang dikelola dengan landasan hukum Islam sebagai pengecualian, tersebar ketakutan dalam benak pihak-pihak yang anti dengan penerapan hukum Islam (syariah) yang kemudian juga membuat mereka merasa alergi dengan sistem keuangan dan perbankan syariah. Mereka meragukan bagaimana efektivitas operasional bank -bank syariah dalam sebuah negara yang hukumnya tidak memakai hukum Islam sebagaimana di negara-negara Islam di Timur Tengah.

Kenyataannya ketakutan itu tidak beralasan karena syariah yang diterapkan dalam perbankan ini bersifat universal. Dan karena universalitas tersebut, kita bisa menemukan lebih banyak kesamaan daripada perbedaan dari hukum-hukum yang berlaku di negara-negara di dunia. Prinsip-prinsip perbankan syariah seperti kepercayaan yang juga dianut masyarakat dan negara-negara saat ini.

Non-Muslim Bisa Jadi Nasabah Bank Syariah

Tidak perlu menjadi muslim untuk menjadi nasabah bank syariah! Inilah pemahaman yang keliru soal perbankan syariah. Banyak orang mengira bahwa untuk menjadi nasabah bank syariah, mereka haruslah seorang muslim atau menganut Islam secara formal. Jumlah masyarakat miskin di seluruh dunia terus menderita karena jurang kesenjangan kesejahteraan yang terasa makin lebar dari hari ke hari. Ketimpangan ekonomi itu menunjukkan bahwa ada yang salah dengan tatanan ekonomi dunia saat ini. Perbankan dan keuangan syariah hadir untuk menjadi alternatif yang menyelamatkan umat manusia dari kesemena-menaan dalam sektor ekonomi dan mendorong terjadinya pemerataan kesejahteraan dan pendapatan. Ini karena perbankan syariah pada hakikatnya ialah sebuah bentuk perbankan yang lebih etis dalam aspek-aspeknya.

CSR Berbeda dari Perbankan Syariah

Etika bisnis dalam perbankan biasa dikaitkan dengan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) tetapi sejatinya perbankan syariah lebih dari sekadar upaya etis untuk mewujudkan rencana tahunan CSR. Pencapaian dan pelaporan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan kerap menjadi ajang ‘mencari muka’ dan memperbaiki citra perusahaan di mata masyarakat luas dan pemangku kepentingan (stakeholders) melalui laporan tahunan. Jadi, kita bisa lihat upaya CSR dalam bank-bank konvensional biasanya bersifat sporadis, kurang konsisten dan telaten.  

Perbankan Syariah Libatkan Akar Rumput

Perbankan syariah menggunakan pendekatan yang lebih merakyat daripada perbankan konvensional yang bersifat relatif lebih elitis. Hal ini dikritisi oleh Harris, yang mengatakan bahwa kalangan perbanka konvensional terlalu disibukkan untuk membangun komunikasi dengan pihak-pihak regulator, politisi dan pemilik modal besar dan pada saat yang sama mengabaikan mayoritas warga yang masuk kelompok akar rumput (grass root), yang hanya memiliki sejumput dana di rekening-rekening mereka. Perbankan syariah 

Jadi, bisakah perbankan syariah diterima di masyarakat dunia? Tentu saja karena perbankan syariah juga menawarkan keuntungan finansial yang tidak kalah besar dari perbankan konvensional. Dan ketertarikan pada perbankan syariah akan terus meluas sejalan dengan makin banyaknya bank-bank syariah di seluruh dunia yang berhasil bertahan dan mencapai pertumbuhan yang mantap di tengah kondisi pelemahan ekonomi global yang belum juga usai. (*/ foto:Wikipedia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun