Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apakah Upaya Kudeta di Turki Rekayasa Erdogan Kukuhkan Kekuasaan?

16 Juli 2016   22:58 Diperbarui: 16 Juli 2016   23:43 1650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau diamati lebih cermat, upaya kudeta militer kali ini memang agak mencurigakan dengan alasan sebagai berikut:

  1. Dukungan: Biasanya militer bersatu padu dalam kudeta di bawha komando perwira senior. Tapi kali ini yang mengkomando Kolonel Muharrem Kose, yang dalam hal jabatan belum bisa disebut perwira tinggi. Sebagian jenderal tak mendukungnya. Begitu juga Angkatan Laut Turki.
  2. Penangkapan otak kudeta:  Biasanya dalam sebuah kudeta, target kudeta (dalam hal ini Erdogan) mestinya sudah tewas. Tapi ia malah terbang ke Istanbul dan mengeluarkan pernyataan dari sana.
  3. Pengendalian media: Kudeta biasanya melibatkan pengendalian media tapi kali ini militer terkesan ceroboh dengan gagalnya menguasai media yang konvensional sekalipun. Militer memang berhasil menduduki kantor CNN Turki tetapi tak berlangsung lama karena polisi menangkapi para prajurit.
  4. Kurangnya momentum: Tidak ada kesan serius atau mati-matian dalam kudeta kali ini. Para prajurit militer terlalu cepat menyerah dan ditangkapi. Tampak momentumnya lemah dan meredup begitu cepat.

Ibarat sebuah cerita, upaya kudeta militer Turki ini sebuah kisah tanpa konflik yang berarti sehingga membosankan dan untung saja tidak berlangsung terlalu lama. Karena kalau terlalu lama, siapa lagi yang paling menderita kalau bukan rakyat yang tidak tahu apa-apa? Serdadu militer memang bisa terbunuh kalau gagal. Tapi jika kudeta berhasil, ia memiliki peluang untuk menduduki jabatan lebih tinggi. Apalagi para elit politik. Tak usah dikomentari lagi. Tapi bagaimana dengan rakyat? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun