Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Siapa Peduli Kawanan Ikan Mati di Ancol?

1 Desember 2015   11:27 Diperbarui: 1 Desember 2015   16:41 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ikan-ikan yang mati tampak mengapung di permukaan air laut di Ancol. Foto diambil oleh Johannes George Agus pada tanggal 30 November 2015 pada pukul 07.56. "][/caption]

Sebagai orang yang tinggal di Jakarta Selatan dan lebih banyak bergerak di sekitar Jakarta Selatan dan Pusat, saya jarang sekali ke Jakarta Utara. Sehingga saat saya harus ke kawasan Ancol kemarin untuk mengajar yoga di Eco Park, saya benar-benar kurang familiar dengan rutenya.

Usai mengajar yoga, saya mengobrol santai dan berkenalan dengan hampir semua orang yang hadir di sana. Suasana kekeluargaan ditambah makanan sedan dan gratis membuat kami sejenak bisa menikmati cerahnya matahari pagi, lain dari suasana pagi saat hari-hari kerja saat kami diwajibkan larut dalam kesibukan masing-masing. Irama kehidupan di akhir pekan selalu terasa lebih menyenangkan bagi siapa saja, bahkan yang tidak bekerja dari Senin hingga Jumat.

Terselip dalam percakapan saya dengan seorang pria bernama Johannes George Agus, yang sudah malang melintang di dunia kayak Indonesia. Ia mengaku kerap berkayak di Ancol.

Mengetahui saya suka menulis, ia 'menantang' saya untuk menyebarkan kabar tentang kualitas air di Ancol sana yang tengah menurun. Ikan--ikan banyak yang mati dan bau busuk menyeruak, keluh pria yang masih enerjik itu. Insiden matinya banyak ikan di Ancol itu membuat kegiatan mendayung kayaknya terganggu.

Tentu saya tidak bisa asal menulis. Saya tanyakan padanya hal ihwalnya dengan lebih terperinci. "Saya biasa berenang seminggu 3 kali. Pada tanggal 27 November 2015 pukul 6.10. saya tidak jadi nyemplung karena mencium bau menyengat. Itu bau air laut. Hari Jumat, Sabtu dan Minggu (baunya - pen) lebih parah. Tetangga di kompleks Ancol mengeluh udara sekitar Ancol bau amis." Saya terus mendengarkan.

"Tadi pagi kembali saya ke pantai. Masih ada puluhan nelayan menjaring ikan ikan mabuk tersebut. Dan beberapa petugas kebersihan sibuk membersihkan pantai dengan bangkai-bangkai ikan. Mereka sendiri tahu bahwa itu diakibatkan oleh limbah," katanya yang kemudian mengunggah foto ikan mati itu ke akun Instagram dan Facebooknya, dengan harapan agar masalah lingkungan hidup ini tertangani segera. 

Seorang lainnya menimpali,"Teman saya bilang, biasanya akhir tahun ada inspeksi limbah di pabrik-pabrik. Supaya laporannya bersih, limbah dibuang ke laut."

Yang lain menambahi,"Ancol tertutup dan dikelilingi oleh tanggul. Tanya kira-kira siapa yang buang. Pertama terjadi di Putri Duyung (cottage - pen)."

Apakah insiden ini akan dibiarkan begitu saja? Bayangkan ikan-ikan itu dipungut dan dijual lalu sampai di piring-piring kita semua, dilahap anak-anak Anda semua. Tanya pada hati nurani kita masing-masing.

======

Pembaruan (Update):

Saya baru diberitahu pak Johannes bahwa seorang pejabat yang menurutnya "kepala bidang Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI", hari Senin pagi (30 November 2015) langsung menerbitkan sebuah rilis pers di media besar Kompas untuk menyatakan bahwa insiden itu terjadi akibat limbah organik dan faktor cuaca yang ekstrim. "Padahal kejadiannya sudah sejak Jumat sore, Sabtu dan Minggu. Dia lembur kali yah? Sudah seminggu air sekitar Ancol coklat kemerahan dan sekarang airnya berwarna hijau terang seperti kolam renang seperti kena pemutih." Nah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun