Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

5 Ketrampilan Digital yang Harus Dimiliki Jurnalis dan Blogger Masa Kini

28 Desember 2012   16:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:53 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Di abad informasi digital seperti sekarang, para pewarta harus memutakhirkan kemampuannya dalam bidang media digital. Kini wartawan juga harus melek digital. Mereka harus tahu dasar-dasar ketrampilan dalam berkomunikasi di dunia digital, tren yag tidak terelakkan di masyarakat modern.

Ketrampilan 1: Memasukkan tautan (link) dalam berita yang diterbitkan di web

Bagi sebagian orang, hal ini rasanya mudah, tetapi tak sedikit pula yang merasa asing. Pewarta masa kini harus pintar-pintar memasukkan tautan ke halaman web (entah di web itu sendiri atau halaman web lain yang relevan) tempat teks berita mereka dipublikasikan di Internet.

Apa tujuan memberikan tautan semacam ini dalam teks berita? Sebagian pembaca berita di web tidak punya banyak waktu untuk memeriksa sumber yang ada di buku, surat kabar atau media lain. Cara termudah memberikan sumber atau keterangan lain yang memiliki perincian atas satu topik di Internet ialah dengan memasang tautan dalam teks tertentu di artikel berita kita. Misalnya saja dalam sebuah artikel berita tentang Jokowi, kita bisa temukan kata “Solo”. Bagi mereka yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai “Solo”, bisa klik kata “Solo” yang sudah dibenami tautan (istilahnya hyperlink) yang nantinya jika di-klik akan mengarahkan pembaca ke halaman situs web, misalnya saja ke situs resmi pemerintah kota Surakarta. Cara ini dipandang lebih mulus dan rapi dalam memberikan sumber atau rujukan daripada dengan menggunakan kata/ frase”klik di sini” kemudian menambahkan URL panjang di belakangnya (biasanya berupa http://www.namasitusweb.com). Ini terlalu panjang dan mengganggu kenikmatan pembaca dalam menyerap isi berita.

Secara manual, kita bisa tambahkan tautan ini dengan cara menggunakan HTML. Tambahkan barisan anchor text (misalnya http://www.namasutusweb.com>namasitusweb). Ini dipandang berguna sekali dalam menjaring traffic (kunjungan) ke situs Anda melalui SEO (optimasi mesin pencari). Google konon sangat menghargai anchor text semacam ini saat mengevaluasi sebuah situs web.

Ketrampilan 2: Memotret dengan profesional

Saya bisa katakan bahwa sepanjang pengalaman saya sebagai blogger dan wartawan, memiliki kemampuan memotret yang baik sangat berguna untuk meyakinkan pembaca atas apa yang akan kita sampaikan. Isi tulisan akan lebih meyakinkan dan terasa lebih menarik secara visual jika ada gambar yang relevan disajikan di antara teks berita. Mungkin sebagian wartawan atau blogger tidak terlalu menganggap penting ketrampilan ini dan lebih suka mengambil gambar dari situs lain. Namun, masalahnya kadang foto tersebut dilindungi hak cipta. Kita harus membayar royalti untuk menggunakan atau setidaknya jikalau gratis pun, harus memberikan pemberitahuan secara resmi dan tertulis ke pihak pemilik foto jika tidak ingin suatu saat diseret ke meja hijau. Itulah mengapa ketrampilan ini saya anggap begitu krusial. Selain tak was-was karena dianggap menyalin foto orang lain, jurnalis dengan kemampuan memotret mumpuni akan lebih leluasa mengambil foto yang ia anggap paling baik menyampaikan ide inti tulisannya. Tidak tergantung pada pihak lain. Dan syukur jika foto itu suatu saat dibeli orang lain yang berminat.

Kiat fotografi sederhana yang utama ialah memastikan si objek yang hendak difoto itu menghadap ke atau melawan sumber cahaya. Jika kita ingin mengambil wajah si objek atau sisi depan benda tertentu, sumber cahaya yang ada di belakang justru akan memperburuk hasil foto. Ubah angle yang digunakan dengan mencari titik lain untuk mengambil gambar. Jangan dipaksakan. Jika perlu mendekat dengan objek agar lebih jelas dan terang karena lampu blitz kamera akan lebih tampak efeknya saat didekatkan. Kendalanya mungkin ialah bagaimana agar bisa memotret wajah orang penting (misalnya presiden, selebritas) dengan angle sempurna karena tentunya orang-orang ini tidak mau diganggu kegiatannya hanya untuk memuaskan keinginan fotografer. Untuk itu kita harus tak segan mencoba berbagai sudut. Sering satu objek yang sama akan terlihat lebih segar dan lain jika dipotret dari dua angle yang berbeda. Bereksperimenlah!

Lain halnya jika kita ingin memotret tetumbuhan, benda dengan kemampuan berpendar (translucent/ fluorescent). Semua jenis objek ini lebih baik dipotret dengan sumber cahaya ada di belakangnya (menghadap kita).

Ketrampilan 3: Mengoperasikan kamera video

Harus diakui tidak semua orang memiliki akses untuk menggunakan kamera video layaknya jurnalis TV berpengalaman. Sebagai jurnalis atau blogger, kita perlu merekam sebuah interviu dengan sosok penting yang kita temui di sebuah acara atau merekam insiden yang menarik dan bernilai informasi tinggi. Tak perlu memiliki kamera video yang berat itu. Cukup menggunakan kamera saku (yang berkemampuan merekam video tentunya), sebuah flip cam, digital video camera, atau bahkan ponsel pintar berkamera video yang cukup bagus hasilnya. Akan tetapi meski lebih mudah dibawa dan harganya lebih murah, risikonya adalah durasi rekaman yang tidak panjang. Kita bisa atasi dengan mengecilkan kualitas atau banyaknya frame per detik (fps) video hasil, atau dengan menambahkan kartu memori yang lebih besar (jika perangkat itu disertai slot memori eksternal).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun