Cerita bergulir saat saya menemukan sebuah pohon rindang dengan bangku nyaman di bawahnya. Pohon itu berada di dekat sebuah ruangan yang tampaknya sebuah gym center. Aneh sekali ada kampus punya pusat kebugaran, pikir saya.
Siang itu terik. Tubuh capek setelah semalaman berada di gerbong kereta yang sama sekali tidak nyaman untuk tertidur. Perut lapar pula. Pukul 11 siang saat itu mungkin, belum waktunya makan siang. Akhirnya saya memutuskan duduk di sana sambil menenggak air mineral. Mungkin saya akan salat lalu temukan warung makan di sekitar sini dan mencari kos yang murah untuk tinggal barang semalam karena kemungkinan saya akan dipanggil lagi di hari berikutnya (yang ternyata salah besar).
Tiba-tiba ada dua orang pemuda turut duduk bersama saya di bawah pohon besar dekat danau buatan dan jembatan bercat merah itu. Yang satu lebih tinggi dari saya, kulitnya kuning. Ia lebih hening dibandingkan rekannya yang lebih pendek dan berkulit lebih gelap. Yang kedua ini rupa dan perawakannya mirip seorang mantan mahasiswa saya di kota asal.
To be continued…
(Juga dimuat di akhlisblog.wordpress.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H