Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tangkis Malware dan Sypware di Android dengan Ini

23 Oktober 2012   15:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:28 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya masih ingat bagaimana dulu populernya Symbian dalam beberapa jenis ponsel Nokia di pertengahan tahun 2000-an. Saya masih terkesima dengan ponsel-ponsel Nokia berkamera VGA yang saat itu masih tergolong canggih dan terdepan. Sayangnya, satu kelemahan ponsel Nokia yang dijalankan dalam platform Symbian ialah risikonya untuk terjangkit virus dan gangguan keamanan lainnya yang cukup riskan. Sementara di ponsel sederhana seperti Nokia 3315 saya saat itu, data pribadi akan tersimpan dengan aman, karena sederhana saja, ponsel itu tak terhubung dengan dunia maya. Dan saya sadar bahwa semakin populer sebuah sistem operasi, akan semakin tinggi pula risikonya terkena serangan virus, atau malware. Software jahat ini bisa membuat ponsel mengalami berbagai gangguan dari yang ringan sampai berat. Untungnya saya belum pernah harus mengalami serangan seperti itu yang misalnya bisa menghapus semua data dalam memori ponsel atau membuat ponsel terus menyedot pulsa. Sebagai jawara dalam dunia smartphone, ponsel-ponsel yang bersistem operasi Android menjadi sasaran empuk bagi pihak-pihak iseng dengan itikad kurang baik. Tidak heran karena jumlah penggunanya makin banyak dari hari ke hari, dan semakin tidak terbendung laju pertambahannya. Malware makin banyak dan payahnya belum banyak orang yang menyadari bahaya di balik malware itu. Apalagi di Indonesia, tempat banyak pengguna ponsel masih begitu abai dengan isu security isi ponselnya yang berharga. Baru-baru ini IC3, sebuah kemitraan antara FBI dan kelompok pendukung penegakan hukum The National White Collar Crime Center (Pusat Kejahatan Kerah Putih Nasional), telah mengidentifikasi “Loozfon” dan “Finfisher” sebagai versi terbaru jenis malware yang telah diketahui. Sebagai informasi saja, ‘malware’ ialah software atau piranti lunak seperti program atau dalam konteks smartphone adalah aplikasi mobile yang tersebar melimpah di arena Android Market atau yang sekarang disebut Google Play. Menurut IC3, satu cara yang digunakan para kriminal untuk menyembunyikan malware Loozfon dari deteksi program antivirus ialah menyamarkannya sebagai sebuah iklan tawaran bekerja di rumah yang menjanjikan uang dalam jumlah menggiurkan hanya dengan mengirim surel. Setelah pengguna klik di iklan yang tampil, mereka akan digiring menuju situs web yang menambahkan malware itu pada smartphone yang digunakan tanpa sepengetahuan pengguna yang awam. Aplikasi ini kemudian mencuri detil kontak dari daftar kontak ponsel pengguna dan nomor ponsel pengguna. Sementara itu, Finfisher ialah satu jenis spyware, yang artinya software yang berguna untuk memata-matai pengguna ponsel. Spyware sangat berbahaya karena bisa mengambil alih komponen perangkat bergerak. Dengan kata lain, saat ponsel Anda terinfeksi spyware, seketika itu juga ponsel bisa dikendalikan dari jarak jauh oleh si pembuat spyware. Malware ini biasa disamarkan sebagai tautan/ link atau teks mengenai pemutakhiran atau update sistem, kata IC3. Di samping mengunduh software virus dari vendor yang tepercaya seperti Norton, FBI memberikan 5 kiat dasar agar ponsel Android Anda tetap aman dari serangan malware.

Gunakan enkripsi

Beberapa jenis ponsel Android dilengkapi dengan kemampuan enkripsi. Aktifkan kemampuan itu jika ponsel Android Anda memilikinya. Enkripsi bisa digunakan untuk melindungi data pribadi Anda jika suatu saat ponsel hilang atau dicuri. Jika ponsel tidak memiliki kemampuan enkripsi, jangan cemas karena masih ada alternatif lainnya seperti aplikasi WhisperCore dari Whisper Systems yang diakuisisi oleh Twitter tahun lalu. Juga pertimbangkan untuk menambahkan kata kunci saat harus membuka ponsel.

Ketahui pengembang aplikasi sebelum menginstal

Saat akan menginstal aplikasi dari Google Play / Android Market, cermati dulu baik-baik ulasan/ review pihak pengembang yang membuat aplikasi. Juga pastikan untuk memahami perijinan (permission) yang harus Anda berikan sebelum menggunakan aplikasi. Sejumlah aplikasi meminta akses menuju informasi-informasi sensitif dan pribadi seperti lokasi dan daftar kontak di ponsel.

Pastikan menggunakan jaringan wi-fi yang aman

Jangan menggunakan jaringan wi-fi yang Anda tidak ketahui. Para peretas alias hacker biasa menggunakan jaringan wi-fi yang tidak terlindungi kata kunci untuk mendapatkan informasi yang ditransfer antara perangkat ponsel Anda dan server.

Pertimbangkan masak-masak sebelum melakukan ‘jailbreaking’ atau ‘rooting’ pada ponsel

Setelah Anda melakukan jailbreak dan rooting, ponsel Anda secara otomatis akan lebih berisiko terkena malware karena kedua jenis manipulasi ini akan menghilangkan pembatasan dari pabrikan ponsel. Anda bisa menginstal segala jenis program termasuk aplikasi yang Anda mau. Namun di saat yang sama Anda harus tahu bahwa ponsel juga akan lebih rentan diserang, jelas IC3.

Hapus semua data dan aplikasi sebelum menjual kembali

Siapa tidak pernah menjual kembali ponsel lamanya setelah merasa bosan atau karena berbagai sebab? Nah, jika Anda memutuskan menjual atau menukar ponsel pintar, pastikan Anda tidak lupa melakukan ‘factory reset’ yang biasanya ada di bagian pengaturan ponsel. Setelah ‘factory reset’, ponsel akan kembali seperti baru, dalam arti software dan memorinya bersih sama sekali dari data yang sudah pernah disimpan sebelumnya. Ini bisa menghindarkan Anda dari kerepotan dan insiden penyebarluasan informasi pribadi yang sebenarnya tidak perlu terjadi karena pencegahannya sangat mudah, yakni dengan memulihkan kondisi ponsel ke kondisi semula seperti baru. (Juga menulis blog tentang bahasa, yoga, teknologi, penerjemahan dan lain-lain di akhlisblog.wordpress.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun