Mohon tunggu...
Adi Kusuma
Adi Kusuma Mohon Tunggu... -

Aktif di organisasi Islam Dan Mahasiswa Pers Universitas Negeri Medan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benarkah Budaya Korupsi Sudah Menjadi Kebudayaan?

3 November 2013   09:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:39 8234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita sering mendengar berita korupsi baik di media surat kabar maupun media elektronik di negeri ini. Sehingga persoalan korupsi seolah-olah menjelma sebagai budaya di Indonesia. Korupsi sudah menjadi bagian dari “budaya” bangsa.

Dalam perkembanganya, banyak petinggi partai yang tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bahkan yang saat ini terus menjadi pemberitaan media adalah kasus korupsi ketua Mahkama Konstitusi dengan inisial AM karena di duga terlibat dalam tindak pidana korupsi terkait pengurusan sengketa pilkada gunung mas Kalimantan Tengah, dan lebak banten. Ini mengejutkan publik apalagi MK sebagai lembaga yang penting dan peranya sangat besar dalam menentukan kehidupan bernegara di negeri ini.

Korupsi telah menancap kuat pada sendi-sendi kehidupan Negara dan memungkinkan akan menjadi budaya baru dalam hidup bernegara. Fenomena ini patut di perhatikan dan diwaspadai secara serius karena dampak dari tindakan korupsi tidak hanya sekedar merugikan keuangan Negara namun lebih dari itu, menciptakan kemiskinan, menciptakan pengangguran dan memicu tindakan kriminalitas, bahkan mengubur masa depan baangsa.

hal yang jelas adalah bahwa korupsi yang terjadi dalam level manapun merupakan hal yang dapat menghancurkan nilai-nilai etika serta norma sosial dan nilai agama, sehingga dapat menjadi prilaku yang mengkorupsi budaya, dan ketika secara bertahap atau sekaligus diterima oleh masyarakat sebagai sesuatu yang wajar, maka disitu telah terjadi korupsi budaya yang kemudian membentuk budaya korupsi.

Mental Korupsi Telah membudaya

Korupsi di Indonesia seakan-akan menjadi kebutuhan seperti makanan pokok yang di konsumsi oleh semua lapisan penyelenggara Negara dan lapisan masyarakat kecil, korupsi seakan – akan sudah menjadi kebudayaan yang legal dan tidak dilarang baik dari pandangan agama maupun hukum.

Kita bisa temui disekeliling kita, mulai dari hal yang terkecil seperti membeli buah dipasar yang menggunakan timbangan yang terkadang juga tidak tepat timbanganya, naluri penipu dan mental korupsi sudah membudaya sampai kelapisan masyarakat kecil.

Mental korupsi ternyata tanpa kita sadari sudah mulai ditanamkan pada masyarakat. Semua aktivitas di indonesia ternyata tidak pernah lepas dari yang namanya praktek korupsi.

Korupsi seakan menjadi cerminan dari kepribadian bangsa itu sendiri apakah sudah menjadi budaya atau bukan itu semua tergantung masyarakat yang menilai. Mengatasi persoalan korupsi ini merupakan tugas yang sangat berat, akan tetapi tidak mustahil untuk di lakukan. Dibutuhkan tekad yang kuat, kesungguhan dan keinginan bersama dari semua kalangan masyarakat untuk mengatasi hadirnya budaya korupsi sebagai karakter bangsa.

PENUTUP

Benarkah korupsi sudah membudaya di negeri ini? Maksudnya korupsi di kalangan pemangku kekuasaan alias birokrasi dengan seluruh aparat hukum pendukungnya, apapun bentuknya dan pada tingkat manapun pemangku kekuasaan itu berada? Ini pastilah pertanyaan yang sulit untuk dijawab, apalagi untuk dibuktikan. Sulit, karena memang tidak ada satu cara atau metode yang benar-benar jitu dan akurat untuk mencari tahu apakah pertanyaan sekaligus sinyalemen diatas benar adanya.

Mengakhiri budaya korupsi hanya bisa diwujudkan dengan menegakan budaya etika dan integritas. Lalu, menjadikan hukum sebagai panglima. Korupsi tidak boleh di lindungi. Sebab, semakin dilindungi, semakin menjadi budaya permanen yang abadi kekuatanya. Selama budaya etika dan integritas tidak kuat dalam berbangsa dan bernegara maka semua upaya pemberantasan korupsi akan sia-sia. Setiap warga Negara wajib berkontribusi untuk menghentikan budaya korupsi. Selain itu sangatlah di perlukan integritas dan konsistensi pemerintah bersama semua lembaga tinggi dan tertinggi Negara untuk membangun sistem, tata kelola dan kebijakan yang membuat korupsi tidak berdaya.

Menghapus budaya korupsi haruslah dengan membangun mindset,bahwa jabatan adalah alat untuk pelayanan dari integritas, dan bukan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan. Sudah waktunya untuk mengakhiri budaya korupsi. Bila tidak segera mengambil langkah-langkah untuk menghapus budaya korupsi, maka setiap orang berpotensi di jadikan hamba korupsi oleh sistem kehidupan dalam budaya korupsi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun