Mohon tunggu...
Anik Yulianita
Anik Yulianita Mohon Tunggu... Penulis - Pribadi

Siangku untuk mewujudkan dunia dan ketika malam tiba Allah memberikan pakaian untukku :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penolakan atau Kesempatam

12 Desember 2014   05:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:29 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mendapat panggilan test wawancara kerja di salah satu perusahaan terkemuka di Jakarta, Adinda sangat senang. Sangking senangnya, semalaman pun dia menyiapkan segala sesuatu yang diperlukannya untuk menghadiri test wawancara, termasuk pakaian rapi yang sekiranya bagus untuk ia kenakan dan lain - lain.

"Ya Allah, mudah - mudahan wawancaranya berhasil." doa Adinda sebelum tidur.

Pukul 05.00 pagi alarm hp-nya berbunyi, Adinda segera bangun untuk mandi, sholat dan rapi - rapi. Untuk mengantisipasi supaya tidak terlambat datang ke kantor tempatnya untuk melakukan test wawancara Adinda pun bergegas berangkat sesaat setelah selesai rapi - rapi tanpa sarapan terlebih dulu.

Pikir Adinda, "Tanggung, buang - buang waktu kalau sarapan dulu."

Adinda hanya membawa sebotol air dan roti yang dibeli sehari sebelumnya.

"Lumayan." pikirnya lagi sembari memasukkan roti ke dalam tas.

Bus lewat di depan gang rumahnya, Adinda segera masuk ke dalam bus dan mencari tempat duduk yang masih kosong. Beberapa saat Adinda masuk ke dalam bus, dua orang pengamen pun masuk untuk unjuk gigi. Adinda menikmati lagu - lagu pengamen yang didengarnya karena salah satu lagu yang dinyanyikan pengamen adalah lagu kesukaannya.

Perlahan setelah kedua pengamen turun dari bus, Adinda memejamkan matanya untuk tidur. Tidak ada suara - suara pengamen yang mengganggunya lagi kecuali suara teman duduknya yang duduk di sebelahnya sedang menelepon.

Sedikit terganggu kenyamanan tidurnya, kedua mata Adinda beberapa kali terlihat sayup - sayup terbuka. Namun rasa kantuknya lebih banyak sehingga dia pun tidak menghiraukan hal yang mengganggunya. Adinda tidur dengan pulas sampai di tempat tujuan.

Sampai di kantor yang dituju, Adinda langsung menemui resepsionis kantor.

"Tar ya mbak nunggu jam delapan, silahkan duduk dulu." resepsionis meminta Adinda untuk duduk di kursi ruang resepsionis karena dia datang terlalu pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun