Mohon tunggu...
adnan hasan
adnan hasan Mohon Tunggu... -

sederhana....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pemuda yang Pernah

20 Februari 2016   13:31 Diperbarui: 20 Februari 2016   13:57 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Degup jantung tetiba menyeruak, kening memantap perhatian. Pemuda ceking bermata antara jatuh pada kagum. 

Mulailah ia gelisah dalam dudukan, mencari seimbang dan kemenangan. Tidak, ia sedang dalam kalah bermain rasa. Ada pertarungan di sana. Warna memencakkan imanjinya, melambaikan interupsi internal yg selalu saja usik logikanya. Terus dan terus mengudara aneka redaksi dan sejarahnya. 

Pemuda ceking bermata antara, kemeja yang menampakkan ketakutan serasa gerah dan ikut menghakimi. Ia berdiri, menghempas nafas yang terhirup cukup banyak.

Pemuda itu berbalik dan beranjak. Langkahnya pelan menghalang. Berusaha tak menoleh, lurus ia mengabai. Pemuda itu kalah oleh rasa, rasa yang telah lama pernah menitip waspada. 

Ia telah memilih. Bukan ini. Entah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun