Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

Live in Saudi Arabia 🇸🇦

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kaidah Membosankan tentang Cinta

5 November 2021   09:00 Diperbarui: 5 November 2021   09:04 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya menulis ini karena semata-mata ingin mendalami bagaimana cinta kemudian membuat hari-hari menjadi bahagia. Cinta yang sejatinya adalah keterikatan batin dan nafsu yang kemudian bergejolak dalam alam pikir telah membuat orang-orang berubah.

Karena cinta, kita jadi menyatu dalam harmoni yang indah. Ada magnet kuat saat cinta menggelora didalam dada. Orang akan merasa diperhatikan karena feedback yang kita berikan dan sentuhan yang kita lakukan telah menyentuh jiwanya.

Kaidah cinta sebenarnya baik yaitu menyatukan perasaan yang sama, pandangan yang sama serta visi yang sama untuk melanjutkan generasi ke generasi. Hasil pertalian cinta tidak hanya dalam bentukan ikatan pernikahan tapi lebih intim lagi yaitu adanya hasil dari pernikahan itu sendiri berupa keturunan.

Untuk menyemai cinta, tentu interaksi antar satu sama lain pasti terjadi. Benih kemudian tumbuh dengan rasa-rasa yang diucapkan, tindakan kepedulian yang dilakukan serta hasrat untuk mendapat. 

Ketika benih tumbuh dengan batang yang lebih menjulang maka ikatan itu perlu disakralkan sebagai manifestasi kehidupan. Semua berawal dari cinta.

Saat kita telah memiliki, maka ada 3 hal yang perlu diperhatikan pada saat kita beranjak dari batang yang membesar sampai mengakar kuat dan menjulang lebih tinggi. Pertama, keputusan kita untuk memperhatikan orang yang kita cintai. Ada tanggung jawab dalam memperhatikan yaitu menjaga agar dia berada pada jalur yang benar dan menjaga dengan penuh kasih sayang.

Kedua, keputusan untuk merawatnya dimana kita berkewajiban meneguhkan kembali janji-janji kebersamaan. Merawat cinta tidak sekadar merawat fisik semata tapi juga merawat akhlak agar dia mampu menjadi dambaan bagi keturunannya.

Ketiga, keputusan untuk bertumbuh bersama. Dalam kaidah ini, kita diwajibkan untuk memberinya stimulus dari apa yang dia inginkan. Ketika kita memperhatikan, merawat dan bertumbuh bersama maka kaidah kebahagiaan secara tidak langsung telah ada dalam cinta itu sendiri.

Tapi kaidah sejalan dengan adanya dinamika. Setiap perjalanan cinta selalu memunculkan konflik dan drama. Maka sejatinya energi negatif akan muncul dan prasangka akan mulai terjadi. 

Ego sebagai pasangan memuncak dan kadar cinta kemudian menurun. Hal ini karena usia pohon cinta telah tumbuh besar dan mengakar dalam jangka waktu yang lama. Pahit getir hidup bersama kemudian dirundung kebosanan.

Bosan adalah penyakit yang harus dihindari, dia adalah hama bagi pohon untuk bertumbuh baik. Kebosanan ibarat daun menguning dan layu, lalu induk semangnya jatuh dan hilang. 

Pada saat itu maka pupuk berupa sentuhan fisik dan jiwa perlu dilakukan. Sentuhan jiwa perlu diolah agar daun menguning tidak terjadi dan sentuhan fisik perlu dilakukan agar hasrat untuk tetap bertumbuh menjadi kuat artinya.

Bertumbuh bersama, melewati kebosanan dengan sentuhan fisik dan jiwa serta menjadikan hidup dinamis dengan tugas-tugas yang kita laksanakan, maka keterjagaan akan selalu ada. K

ita terjaga dari id karena super ego kita telah berhasil menjembatani energi negatif menjadi positif. Pada saat yang bersamaan kita juga telah berhasil melewati dinamika.

Agar tetap stabil, dinamis dan utuh, maka kebosanan harus dikelolah dengan baik. Itu ujian dari pohon cinta yang kita jaga dan rawat untuk tetap bertumbuh hingga menua dan lapuk karena zaman membatasinya untuk hidup. Ini pelajaran besar dari kaidah membosankan tentang cinta. Karena setiap manusia akan melaluinya dengan jalan dan cara yang berbeda.

Intinya tidak ada yang ideal dan sempurna seperti drama dalam film korea. Sejatinya kita mulai melihat kedalam dan berujar bahwa sungguh apa yang terjadi hari ini adalah kenyataan yang harus diterima tentang perjalanan dari takdir cinta sedang kita jalani. 

Butuh akar yang kuat berupa iman dan lahan yang sejuk berupa ikhsan untuk menumbuhkembangkan pohon peradaban cinta.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun