Bosan adalah penyakit yang harus dihindari, dia adalah hama bagi pohon untuk bertumbuh baik. Kebosanan ibarat daun menguning dan layu, lalu induk semangnya jatuh dan hilang.Â
Pada saat itu maka pupuk berupa sentuhan fisik dan jiwa perlu dilakukan. Sentuhan jiwa perlu diolah agar daun menguning tidak terjadi dan sentuhan fisik perlu dilakukan agar hasrat untuk tetap bertumbuh menjadi kuat artinya.
Bertumbuh bersama, melewati kebosanan dengan sentuhan fisik dan jiwa serta menjadikan hidup dinamis dengan tugas-tugas yang kita laksanakan, maka keterjagaan akan selalu ada. K
ita terjaga dari id karena super ego kita telah berhasil menjembatani energi negatif menjadi positif. Pada saat yang bersamaan kita juga telah berhasil melewati dinamika.
Agar tetap stabil, dinamis dan utuh, maka kebosanan harus dikelolah dengan baik. Itu ujian dari pohon cinta yang kita jaga dan rawat untuk tetap bertumbuh hingga menua dan lapuk karena zaman membatasinya untuk hidup. Ini pelajaran besar dari kaidah membosankan tentang cinta. Karena setiap manusia akan melaluinya dengan jalan dan cara yang berbeda.
Intinya tidak ada yang ideal dan sempurna seperti drama dalam film korea. Sejatinya kita mulai melihat kedalam dan berujar bahwa sungguh apa yang terjadi hari ini adalah kenyataan yang harus diterima tentang perjalanan dari takdir cinta sedang kita jalani.Â
Butuh akar yang kuat berupa iman dan lahan yang sejuk berupa ikhsan untuk menumbuhkembangkan pohon peradaban cinta. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H