Mahasiswa digugu karena kemahasiswaannya, dengan gelar itu mereka mampu bersuara dan melihat dengan mata batin tentang fenomena yang ada disekitarnya.
Mereka juga dikenal sebagai peyambung aspirasi dari nurani paling dalam rekan-rekan lainnya. Memang ada kelebihan jika kita melihat pemikiran dan gerakan yang mereka lakukan.
Namun apakah benar mereka bersuara lantang dan berfikir jernih tentang upaya yang mereka lakukan ditengah pandemik covid-19 ini?
Disini saya sebagai perawat atau tenaga kesehatan yang mewakili nurani rekan perawat lainnya berseru kepada 5 pimpinan Aliansi BEM Jakarta agar memahami beban tenaga kesehatan dilapangan. Tenaga kesehatan yang sehari-hari merawat pasien dan orang dalam perawatan tersentuh untuk sekadar berusaha meyakinkan intelektual muda ini agar mampu lebih jernih berfikir sebelum bersuara.
Saya mulai dari keinginan mereka agar tidak ada keistimewaan yang diberikan kepada tenaga kesehatan dalam menangani pasien yang terjangkit Covid-19.
Pada dasarnya, tenaga kesehatan tidak ingin pula di istimewakan, namun karena wabah dan harus melindungi diri dan keluarga, maka sewajarnya pemimpin memberikan keistimewaan kepada mereka agar keterjagaan tidak berdampak buruk kepada orang lain.
Tenaga kesehatan tinggal dan menginap di hotel bukan untuk bergembira ria, mereka meninggalkan keluarga dan tempat bekerja demi harapan agar Indonesia bangkit dari duka.
Di hotel, mereka juga merasa ada beban psikologis saat perawatan yang dilakukan apakah telah memberi keselamatan bagi penderita. Itu tujuan sebenarnya, kasur empuk dan televisi hotel bukan apa-apa, karena di tempat kerja, mereka juga sering duduk di ranjang ICU yang empuk dan melihat televisi yang bagus.
Jika kalian tidak percaya, kalian bisa datang ke rumah sakit untuk sekadar melihat kerja tim kesehatan. Baju hazmat, kacamata, pelindung kepala dan penutup wajah serta catatan-catatan perkembangan pasien dapat kami tunjukkan agar kalian lebih percaya.
Sumpek, kepanasan, kegelisahan adalah keseharian yang dirasakan tenaga kesehatan diruang isolasi. Meski ruangan rapat kalian baik dan di liput oleh media masa, namun sesekali berkunjunglah ke rumah sakit, agar kalian juga merasakan bagaimana perjuangan tenaga kesehatan.
Kerja 8 jam dengan metode pergantian shift yang lama bukan pekerjaan mudah, 3 jam berdiam dalam ruang isolasi sambil memantau keadaan pasien dan harus ekstra cepat melakukan tindakan perawatan tiap menitnya bukan semudah menulis di meja-meja kuliah.