Meski pada awalnya tidak ada keinginan menjadi perawat, namun profesi ini telah membuat langkah saya terbuka menuju hal-hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Dulu hanya bisa menonton secara langsung sholat tarawih di masjidil haram, namun karena profesi ini, mengikuti langsung sholat tarawih di masjidil haram telah terlaksana bahkan umroh telah ditunaikan, sungguh segala Nikmat dari Allah SWT.
Proses menuju kebahagiaan ini tentu bukan jalan mudah, ada kesedihan, pesimisme orang lain terhadap kita, hinaan dan cacian yang disematkan kepada kita. Tapi semuanya bukan akhir dari segalanya. Proses-proses itu membuat langkah untuk tetap berjalan bahkan melompat dengan cepat dan lebih tinggi dari apa yang di impikan sebelumnya.
Mental ini yang sebenarnya ingin saya tularkan kepada perawat-perawat kita yang masih santai dengan ketidakpastian masa depan, pada perawat kita yang masih manja dengan hanya mengandalkan kekayaan orang tua, pada perawat kita yang berpraktik di jalan yang salah, juga pada perawat kita yang masih melihat kesedihan tanpa gerak dan perjuangan.
Betapapun kita terlihat stylish tetapi jika semuanya di dapatkan dari gaji orang tua, rasanya kehadiran kita bukan apa-apa. betapapun tinggi pendidikan kita, jika hanya untuk menjadi sombong dengan bekerja pada sistem yang diperoleh dengan cara kekeluargaan, kolusi atau nepotisme, sungguh tidak ada arti ilmu itu.
Bergerak menemukan takdir dengan perjuangan sugguh hal mulia, karena tidak hanya bahagia yang terasa tetapi juga kesyukuran karena kita punya Tuhan dalam setiap gerak dan langkah juga tarikan dan hembusan nafas.
Jadilah perawat yang mencerahkan, carilah penghidupan pada jalan-jalan yang baik, bergeraklah, berjuanglah untuk kebaikan diri juga berusaha menggapai eskalasi puncak titian yang diharapkan.
Kita tidak harus berfokus pada orientasi hidup tetapi juga pada daya pikul dan daya tahan yang ada karena tentu Allah SWT tidak pernah menciptakan masalah melainkan ada solusi yang menyertainya juga tidak menciptakan kesulitan melainkan juga diiringi dengan kemudahan.
Berhijrahlah, mereka-mereka yang berhijrah bukan karena orang lain tetapi karena nurullah yang terpancar kemudian menjadi kesadaran dalam diri untuk mau berbenah melihat peluang dan kesempatan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H