Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

Alumni FK-KMK Universitas Gadjah Mada || Live in Saudi Arabia 🇸🇦

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Hidup Berat akan Melahirkan Manusia Besar

10 November 2019   11:10 Diperbarui: 10 November 2019   11:13 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarak  peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW yang saat ini tengah berlangsung memberikan sisi positif dalam kehidupan kita baik secara individual maupun kemasyarakatan. Masih terasa di benak kaum muslimin  hingga saat ini bagaimana peristiwa kelahiran nabi akhir zaman itu, yang menurut para ilmuan dunia diakui memiliki nilai historis agamis yang tinggi, tentu  tidak akan dilupakan dan akan terus  menjadi sebuah goresan sejarah tersendiri.

Kita sebagai pengikut dapat  mengambil hikmah dan mempelajari  betapa  pengalaman dan beratnya menghadapi hidup dalam memperjuangkan sebuah kebenaran yang hakiki yaitu islam yang  " Rahmatan Lill Alamin".  Peristiwa dari sejak kelahiran hingga naik ke mimbar melaksanakan haji wada yakni haji perpisahan akan  senantiasa  diingat oleh kalangan muslim.

Perjalanan hidup Rasullullah SAW  sejak dari kandungan hingga  akhir hayat beliau yang penuh dengan gambaran dinamika oleh mata duniawi  patut  untuk  dievaluasi secara mendalam.  Tak salah jika Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang disebut  memiliki keunikan tersendiri, beliau selain sebagai seorang  hamba  juga sebagai utusan Allah SWT yang maha mulia, Rasullullah adalah manusia yang patut dijadikan teladan sebab akhlak beliau tidak ada yang mencerminkan pada keburukan.

Apabila kita menengok kembali kepada sejarah bagaimana Rasullullah SAW sejak kecil  hingga  tumbuh dewasa serta menjadi penutup para nabi maka kita akan menemukan sebuah renungan yang akan menjadi pijakan dalam  menapaki dan melihat makna kehidupan ini.  

Sejak masih dalam kandungan ibunya Aminah, Rasullullah telah ditinggalkan oleh ayahnya Abdullah,  dari semenjak dilahirkan sampai dengan usia  enam tahun Rasullullah SAW hidup di desa  bersama ibunya.  Karena ibunya sakit-sakitan, pada usia  tersebut rasullulah ditinggalkan oleh ibunya  tercinta, sejak saat itu  rasul diasuh  oleh kakeknya Abdul Muthalib yang  beberapa tahun kemudian meninggal dunia dan pada akhirnya Rasullullah diasuh oleh pamannya Abu Thalib.

Semenjak  diasuh oleh pamannya, seluruh aktivitas hidup digunakan untuk mengembala kambing milik orang lain,  ketika rasul menginjak umur 12  sampai 15 tahun  mulai merintis  karir dagangnya hingga ke negeri Syam dan  ketika berumur 16- 19 tahun, Rasulullah SAW telah terlibat dalam perang melawan kaum Quraisy yaitu perang Fijar.

Hingga beliau berumur 20- 25 tahun telah menjadi pengusaha dengan investornya Khadijah yang kemudian dijadikan istri oleh beliau, Umur 25-35 tahun rasulullah menjalani kehidupan dengan  normal dalam pernikahannya bersama Khadijah, dan pada umur 35 tahun Rasul diberi gelar Al Amin atau orang yang dapat dipercaya  oleh masyarakat sekitar hingga umur 40 tahun beliau diangkat menjadi nabi oleh Allah Swt dan menjadi nabi penutup akhir  zaman.

Pengalaman keras yang dialami  Rasullullah sejak kecil hingga akumulasi  umur 40 tahun telah membentuk karakter beliau dengan sempurna di dunia.  Bagaimana rasul merintis dagangnya, terjun ke politik dan militer yang kesemua itu merupakan pengalaman berat yang membutuhkan perhitungan rasional tinggi, Pengalaman hidup rasulullah seperti yang penulis uraikan diatas sangat bermakna apabila kita mampu mengambil hikmahnya.

Memang secara umum kita dapat melihat bagaimana dinamika hidup seorang manusia yang sifatnya zig-zag dan tidak linier. Tak salah jika hikmah dari pengalaman berat dan penuh dengan dinamika tersebut rasullullah hingga kini masih dikenang oleh seluruh masyarakat muslim dan non muslim di dunia sebagai seorang negarawan yang sukses, pemimpin perang yang sukses,  pengusaha yang sukses, pedagang yang sukses serta menjadi ayah yang sukses bagi keluarganya.

Allah SWT di dalam firmannya  mengatakan bahwa " didalam diri Rasullullah SAW terdapat suri tauladan yang baik " itu artinya bahwa akhlak Rasullullah  harus dijadikan contoh dan pijakan dalam mengarungi hidup dan kehidupan kita sebagai seorang hamba dan seorang pengikut , tak salah jika dalam setiap memperingati peristiwa kelahiran beliau kita selaku umatnya diharuskan mampu untuk selalu mengikuti segala tutur kata dan akhlaknya, Kelahiran rasullullah saw di dunia ini adalah untuk meluruskan manusia agar berlaku baik kepada allah swt, berlaku baik kepada sesama manusia dan kepada makhluk-makhluk ciptaan allah lainnya.

Diakhir tulisan ini  penulis berpesan kepada diri pribadi penulis dan pembaca  agar momentum Maulid Nabi Muhammad Saw dapat mempertebal rasa  kecintaan kita kepada rasullullah saw terlebih dapat mengikuti segala tuntunannya secara kontinyu dalam kehidupan.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun