Namun lima tahun kemudian, JK maju kembali dan dipercaya oleh Presiden Jokowi untuk mendampinginya dalam masa kepemimpinan 2014-2019. Tawaran dari Jokowi tidak bisa dihindari JK untuk masuk dalam kontes kepemimpinan nasional. Pengalaman dan dedikasi dalam membangun bangsa menjadi prasyarat Jokowi memilih dirinya. Dukungan partai politik dan dengan segala usaha dan upaya yang ada, JK kembali memenangi Pilpres dengan lawannya saat itu Prabowo- Hatta Radjasa.
Lima tahun terlewati, JK tetap menjadi dirinya sendiri. Beliau berkiprah dalam senyap juga bekerja dalam dinamika yang sangat rumit. Kepiwaiannya membantu presiden dalam masa kepemimpinan lima tahun terjawab dengan berbagai capaian-capaian yang dilakukan. Tentu hal tersebut akan menjadi pembelajaran penting yang akan tetap berlanjut kedepannya.
Apa yang dikatakan JK 10 tahun yang lalu kini kembali diuji. Idiom "ban serep" sepertinya bukan basa basi. JK kembali bergelut dengan posisi itu. Namun kemampuan menempatkan kolega dari Sulawesi dalam pos menteri menjadi nyata adanya. JK mampu menguatkan diri dengan cara tersebut sekaligus membuka jalan untuk tetap memiliki kekuatan menggerakkan bawahan agar dapat bekerja sesuai dengan visi-misi yang digagas.
Pada akhirnya, JK mampu menjaga diri dalam mengemban amanah lima tahun bersama Presiden Jokowi. Waktu berlalu menjadi pengalaman dan segala cerita menjadi kenangan. Di akhir kepemimpinannya, JK akan tetap dikenang sebagai negarawan, politisi dan juga pengusaha sukses yang mampu menempatkan diri pada posisi sulit yang jarang tokoh-tokoh lain mampu mencapainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H