Rasullallah SAW bersabda : "Peliharalah lima perkara sebelum datang lima perkara (peliharalah) masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan periharalah hidupmu sebelum datang matimu".
Akhir-akhir ini kita banyak dikejutkaan oleh berbagai macam persoalan yang dialami oleh pemuda saat ini, mulai dari praktek perzinaan, narkoba serta kenakalan remaja lainnya. Hal tersebut merupakan sedikit gambaran dari sekian banyak persoalan yang mendera kaum muda saat ini. Adanya anggapan bahwa masa muda merupakan masa keemasan, masa bersuka ria telah mengubah prinsip dasar pemuda itu sendiri.Β
Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan kemanfaatan, kepedulian dan altruism yang belum menyentuh ranah sosial. Pemuda saat ini telah dibelenggu oleh Manhaj (sistem hidup) yang keliru dengan menjadikan masa muda sebagai bentuk pelampiasan, sehingga mereka dengan sempit memikirkan bahwa ada masa tua yang merupakan masa pertaubatan.
Hadist Rasullullah seperti yang saya paparkan diatas patut menjadi bahan renungan buat kita semua terutama para generasi muda, Β Salah satu bait hadist dijelaskan bahwa manusia diingatkan untuk senantiasa memelihara masa mudanya sebelum datang masa tuanya. Hadist ini apabila dikaitkan dengan realita yang ada maka menimbulkan berbagai catatan-catatan yang menjadi evaluasi bersama.
Rasullullah SAW mengingatkan kepada kita agar masa muda dijadikan sebagai masa untuk terus belajar dan menggali segala rahasia--rahasia yang Allah SWT tetapkan. Selain itu Rasullullah SAW mengingatkan kita agar selalu disiplin dalam melakukan pekerjaan dimasa muda karena manusia tidak akan mengetahui apa yang akan terjadi dimasa tuanya. Hadist diatas sangat menarik untuk diambil makna dan hikmanya, karena keseluruhan hadist mengajak manusia untuk melakukan pendisiplinan diri.
Berbicara mengenai moralitas kaum muda saat ini yang cenderung kepada kemaksiatan, tentu sebagai orang yang beriman dan mempunyai hati kita mesti dituntut untuk saling mengingatkan. Membangun moralitas saat ini harus kita lakukan dengan berbagai upaya dan langkah konkrit sebagai sebuah usaha untuk mengubah persepsi remaja yang selama ini kontradiktif dengan ajaran agama serta menyimpang dari aturan yang ada di masyarakat.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan hilangnya marwah generasi muda saat ini. Pertama, pemuda kehilangan panutan. Jika menelaah realita yang ada maka dimana generasi muda cenderung bersikap ke arah yang negatif, maka hal tersebut lebih karena faktor panutan yang baik dimana generasi muda kita kehilangan orang yang pantas dan patut dijadikan panutan dan teladan. Generasi kita sekarang ini ditempa krisis keteladanan. Metode ceramah dan tulisan sebagai bentuk pembinaan di sekolah dan perguruan tinggi kurang begitu mengikat dan hanya dijadikan sebagaai pelajaran dan perkataan yang bersifat semu. Fenomena yang terlihat saat ini banyak generasi muda yang menjadikan artis sebagai teladannya, bintang sepak bola sebagai tokoh panutannya, sehingga segala waktu dan kegiatannya hanya untuk menonton pertandingan sepak bola dan membeli baju dari pemain bintangnya.
Sangat sedikit generasi muda yang memanfaatkan waktu tengah malam untuk bermuhassabah dan menjadikan Rasullullah SAW sebagai suri tauladan dan panutan, padahal sesungguhnya apabila segala tingkah laku, tutur kata Rasullullah SAW kita ikuti, maka moralitas generasi muda saya yakin pasti akan berubah. Β
Kedua, Kurangnya pembinaan terhadap generasi muda. Fakfor kurangnya pembinaan pendidikan terhadap generasi muda saat ini tidak berlandaskan pada prinsip muqarabatullah (pengawasan oleh Allah swt) tetapi yang terjadi para pemuda hanya merasakan pengawasan dari guru, hakim dan petugas keamanan yang jika mereka tidak melihat, mereka dengan leluasa melampiaskan nafsu syahwatnya, mereka berlomba-lomba melakukan kesalahan dengan menggunakan segala potensi yang dimiliki untuk menghancurkan umatnya. Bukan sebaliknya membangun dan mengoptimalkan potensi yang ada.Β
Sungguh ironis generasi muda saat ini yang kehilangan kepekaan terhadap ajaran Alqur'an dan hadist. Agama yang seharusnya dijadikan sebagaai sistem hidup justru berubah haluan, pelajaran agama hanya dipandang sebelah mata dan hanya dijadikan sebagai kajian teoritis yang dipandang sebelah mata. Persoalan-persoalan diatas masih menjadi masalah besar yang tengah dihadapi generasi muda bangsa kita saat ini. Perlu adanya peran dari berbgai kalangan mulai dari keluarga, guru dan masyarkat serta berbagai pihak untuk dapat merubah persoalan-persoalan tersebut. Kita harus memikirkan dan harus peduli bahwa masa muda adalah masa penanaman aqidah dan akhlak, masa dimana mereka harus lebih giat dan lebih aktif dalam merperjuangkan nilai-nilai islam. Bukan sebaliknya masa muda dijadikan sebagai masa untuk bermain-main, masa pelampiasan nafsu syahwatnya dan masa berhura-hura.
Rasullullah SAW bersabda : "Tidak akan bergeser kaki seseorang hamba paada hari kiamat nanti (ke surga dan neraka) hingga mereka dipertanyakan beberapa hal, tentang usianya digunakan untuk apa, masa mudanya digunakan untuk apa,ilmunya dimanfaatkan untuk apa hartanya digunakan untuk apa". Β
Makna dari hadist diatas adalah Β bagaimana generasi muda bisa memperjelas tujuan hidupnya dalam menapaki masa mudanya. Hadist yang mulia diatas memberikan kita petunjuk bahwa betapa besar masa muda dalam hidup manusia meskipun masa muda adalah masa yang terbatas namun Allah SWT diakhirat nanti akan memberikan pertanyaan khusus tentang masa muda. oleh karena itu lewat tulisan yang singkat ini semoga generasi muda kedepan terus sadar dan tetap menjadi generasi muda yang penuh solusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H