Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

Alumni FK-KMK Universitas Gadjah Mada || Live in Saudi Arabia 🇸🇦

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ustaz Abdul Somad dan Jawaban terhadap Kaum Provokatif

19 Agustus 2019   13:30 Diperbarui: 19 Agustus 2019   13:54 1414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Hari-hari ini kita dihebohkan dengan ceramah Ustadz Abdul Somad yang dituduh melakukan penistaan agama. Tuduhan tersebut karena UAS menjawab pertanyaan dari jamaah perihal sejarah peradaban agama serta hal-hal sensitif yang seharusnya tidak perlu direspon dengan begitu keras. Perkara ini muncul atas laporan dari sekelompok organisasi di NTT. Mereka sebetulnya tidak memahami konteks ceramah yang ada namun kemudian dengan emosional memperkarakannya.

 

Pelaporan itu kemudian UAS jawab dalam ceramahnya kepada jamaah perihal tuduhan itu, dengan jawaban yang tegas UAS menjawab bahwa ceramah itu bersifat internal dan terjadi tiga tahun yang lalu di Pekanbaru, Riau. UAS melanjutkan dengan menekankan bahwa ceramah tersebut tidak utuh dibagi, karena jika dilihat videonya secara utuh maka masyarakat akan mengerti pertanyaan dan kemudian jawaban yang ditanyakan jamaah pada saat pengajian. Di sinilah salah pengertian terjadi, butuh kesadaran dari kita untuk tidak gegabah apalagi mengadu domba dengan perkara yang sebenarnya belum kita ketahui isinya.

 

Di luar sana orang-orang tekstualis mulai menyerang dengan berbagai macam tuduhan mulai dari ulama penebar kebencian, domba tersesat, penista dan sebagainya. Kalimat peyoratif yang dilontarkan tersebut sangat jauh dari nilai-nilai keadaban bangsa Indonesia. Sebagai orang muslim saya berharap untuk menyudahi hal-hal yang bisa menimbulkan friksi dengan mendalami sesuatu bukan memberi pemahaman tanpa dasar ilmu.

Sekarang kita harus kembali dalam perspektif keyakinan dan ilmu dalam memandang masalah ini. Jika kita memandang ceramah UAS dalam perspektif keyakinan maka tentu hanya akan ada kebencian, emosional dan kalimat peyoratif yang muncul karena hal tersebut berkaitan dengan aspek keyakinan, namun sebaliknya jika kita memahami sesuatu atas dasar ilmu maka kita lebih berbenah dan melihat perspektif lain yang lebih luas. Didasari atas keyakinan, kita tidak akan mampu menerima perspektif lain namun jika kita memandang dalam perspektif ilmu maka ada celah bagi kita untuk berdiskusi dengan pikiran terbuka prihal masalah yang ada.
 
Disadari atau tidak, friksi yang dhadirkan orang lain atas keberagamaan kita menjadi ujian berat yang harus kita lalui, hanya kita dan persaudaraan yang mampu untuk menghalangi bahkan menghilangkan adu domba tersebut. Di sinilah kemudian kesadaran lahir dan menjadi pemersatu di antara perbedaan yang ada. Islam sangat menghargai perbedaan namun islam juga sangat menjaga agar setiap informasi yang kita terima dapat kita teliti, pahami dan perdalam agar tidak menimbulkan perpecahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Klarifikasi UAS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun