Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

Live in Saudi Arabia 🇸🇦

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fahri Hamzah dan Politik Tahu Diri

17 Agustus 2019   20:20 Diperbarui: 17 Agustus 2019   20:24 2275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fahri Hamzah | diunggah dari Twitter @fahrihamzah

Hal itu terkesan negatif sekaligus memalukan, namun kita tetap berfikir positif karena kebiasaan tersebut dapat kita ubah dengan membangun pondasi dasar yang kuat yaitu keteladanan dengan tetap berupaya mengembangkan budaya bercermin terhadap diri sendiri utamanya pemimpin. 

Bercermin memang memiliki makna jamak, secara fisik bercermin membuat seseorang mengetahui dirinya sendiri namun secara maknawi bercermin bukan hanya mengetahui dirinya sendiri namun lebih pada makna mendasar untuk mengetahui dirinya sendiri secara utuh. (Badrul Munir, Perubahan dan Status Quo Hal 76).

Sifat tahu diri sebenarnya memiliki makna mendalam yaitu mengetahui diri sendiri meliputi sikap, sifat dan kebiasaan dalam menjalankan kehidupannya. Inilah sekiranya yang sulit dijalankan oleh para anggota legislatif dalam melaksananakan nilai-nilai kepemimpinan untuk menjadi orang yang tahu diri.

Kepemimpinan yang arif, adil dan bijaksana merupakan nilai luhur dari budaya Tahu Diri yang senantiasa tertanam kuat dalam akar-akar budaya berdasarkan prinsip-prinsip dasar kehidupan tertentu yang dipraktikkan, dapat diamati dan dirasakan. 

Proses kebudayaan bukanlah suatu proses alamiah, tetapi proses bentukan yang disadari atau tidak disadari, disengaja maupun tidak disengaja, dimaksudkan atau tidak dimaksudkan untuk terjadi, atau dapat berlangsung sebagai buah jangka panjang dari proses kebijakan sebuah pemerintahan, lembaga atau masyarakat.

Filosofi Tahu Diri  yang merupakan cerminan dalam melakukan segala sesuatu seharusnya dilaksanakan oleh para pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya secara utuh. Hal itu tidak hanya akan mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam bertindak melainkan menjadi dasar sebelum bertindak. 

Karakteristik kepemimpinan yang selalu bercermin terhadap tindakan yang dilakukannya dan selalu mengevaluasi apa yang dilaksanakannya merupakan salah satu cirri pemimpin yang tahu diri. Hakikat dari kepemimpinan yang tahu diri adalah pemimpin yang amanat dan memiliki moral serta identitas diri sebagai orang yang mengemban amanat.

Bila mengamati dari berbagai pernyataan dan kerja selama menjadi anggota legislatif, pantas jika kita mengaitkan antara sosok kepemimpinan Fahri Hamzah dengan aplikasi budaya tahu diri. namun pada intinya apa yang dilakukan oleh Fahri Hamzah setidaknya mampu mengubah tatanan dan pola pikir kalangan intelektual dalam mengaplikasikan nilai kepemimpinannya. 

Tapi bagaimana dengan kalangan bawah yang senantiasa melihat kerja dengan gambaran materi ?, tentu hal ini sedikit demi sedikit pasti akan terkikis, perubahan pola pikir tidak membutuhkan waktu yang mudah dan dalam tempo yang singkat melainkan membutuhkan perjuangan dan doa serta sikap yang istiqomah dalam melaksanakannya.

Pada intinya Fahri Hamzah telah mengawalinya dengan menjadi dirinya sendiri dengan tetap istiqomah menjadi pemimpin yang tahu diri serta kontribusi pemikirannya yang tidak hanya bermanfaat bagi sebagian orang tetapi bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sebagai manusia biasa pada akhirnya Fahri Hamzah juga tidak terlepas dari salah dan dosa, tapi gambaran atas kerja dan kinerjanya telah menghadirkan semangat bagi kita semua untuk tetap berjuang pada jalan dan cara yang benar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun