Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ketika Kampanye Blusukan Presiden Ditiru, Jadi Tak Seru

11 Juli 2023   12:26 Diperbarui: 18 Juli 2023   18:19 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
matinya marketing-sumber gambar-tokopedia

Saatnya Teknologi Mengambil Alih

Kini cara-cara blusukan sudah digantikan dengan kecanggihan teknologi, jadi apakah blusukan masih relevan di jaman kekinian?.

Dalam politik, strategi kampanye menjadi faktor penting dalam memperoleh dukungan pemilih. Salah satu strategi yang telah digunakan secara tradisional adalah "blusukan" di mana calon presiden (capres) berinteraksi langsung dengan masyarakat secara spontan. 

Namun, dengan perkembangan teknologi dan pergeseran paradigma politik, muncul pertanyaan apakah cara blusukan masih relevan dan efektif dalam kampanye capres untuk Pilpres 2024.

Bagi yang pro, argumennya paling tidak bahwa blusukan masih terkait dengan;

Kedekatan dengan Masyarakat: Blusukan memungkinkan capres untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat, mendengarkan aspirasi mereka, dan memahami masalah yang dihadapi oleh rakyat. Ini dapat memberikan kesan bahwa capres peduli dan terhubung dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Membangun Kredibilitas: Melalui blusukan, capres dapat memperoleh pengalaman langsung tentang situasi riil di lapangan. Hal ini dapat membantu mereka memperoleh pemahaman mendalam tentang berbagai isu yang dihadapi oleh masyarakat dan memberikan kepercayaan diri dalam merumuskan solusi yang konkret.

Meningkatkan Dukungan: Blusukan dapat membangun kepercayaan dan memperoleh dukungan dari masyarakat yang merasa dihargai dan didengarkan oleh capres. Masyarakat yang merasa diwakili akan cenderung lebih termotivasi untuk memberikan dukungan dan memberi suara pada capres tersebut.

Argumen kontra tentu saja berlawanan, karena;

Efektivitas Terbatas, karena untuk skala nasional, blusukan mungkin memiliki keterbatasan dalam mencapai jumlah penduduk yang luas. Dalam kampanye capres yang melibatkan jutaan pemilih, waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk blusukan ke seluruh wilayah menjadi sulit dilakukan secara efektif.
 
Kemajuan teknologi, keberadaan media sosial dan internet merubah paradigama dalam berpolitik. Teknologi menyediakan perangkat yang menjadi platform yang dominan dalam menyampaikan pesan politik dan berinteraksi dengan pemilih. Kampanye capres modern cenderung mengandalkan strategi digital dan media sosial untuk mencapai khalayak yang lebih luas dan target secara lebih efisien.

Meskipun blusukan memiliki manfaat untuk mendengarkan aspirasi masyarakat, ada potensi penyalahgunaan dalam bentuk pencitraan semata. Capres dapat memanfaatkan blusukan hanya sebagai alat pemasaran politik tanpa niat yang tulus untuk memperbaiki masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun