Saatnya Teknologi Mengambil Alih
Kini cara-cara blusukan sudah digantikan dengan kecanggihan teknologi, jadi apakah blusukan masih relevan di jaman kekinian?.
Dalam politik, strategi kampanye menjadi faktor penting dalam memperoleh dukungan pemilih. Salah satu strategi yang telah digunakan secara tradisional adalah "blusukan" di mana calon presiden (capres) berinteraksi langsung dengan masyarakat secara spontan.Â
Namun, dengan perkembangan teknologi dan pergeseran paradigma politik, muncul pertanyaan apakah cara blusukan masih relevan dan efektif dalam kampanye capres untuk Pilpres 2024.
Bagi yang pro, argumennya paling tidak bahwa blusukan masih terkait dengan;
Kedekatan dengan Masyarakat: Blusukan memungkinkan capres untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat, mendengarkan aspirasi mereka, dan memahami masalah yang dihadapi oleh rakyat. Ini dapat memberikan kesan bahwa capres peduli dan terhubung dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Membangun Kredibilitas: Melalui blusukan, capres dapat memperoleh pengalaman langsung tentang situasi riil di lapangan. Hal ini dapat membantu mereka memperoleh pemahaman mendalam tentang berbagai isu yang dihadapi oleh masyarakat dan memberikan kepercayaan diri dalam merumuskan solusi yang konkret.
Meningkatkan Dukungan: Blusukan dapat membangun kepercayaan dan memperoleh dukungan dari masyarakat yang merasa dihargai dan didengarkan oleh capres. Masyarakat yang merasa diwakili akan cenderung lebih termotivasi untuk memberikan dukungan dan memberi suara pada capres tersebut.
Argumen kontra tentu saja berlawanan, karena;
Efektivitas Terbatas, karena untuk skala nasional, blusukan mungkin memiliki keterbatasan dalam mencapai jumlah penduduk yang luas. Dalam kampanye capres yang melibatkan jutaan pemilih, waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk blusukan ke seluruh wilayah menjadi sulit dilakukan secara efektif.
Â
Kemajuan teknologi, keberadaan media sosial dan internet merubah paradigama dalam berpolitik. Teknologi menyediakan perangkat yang menjadi platform yang dominan dalam menyampaikan pesan politik dan berinteraksi dengan pemilih. Kampanye capres modern cenderung mengandalkan strategi digital dan media sosial untuk mencapai khalayak yang lebih luas dan target secara lebih efisien.
Meskipun blusukan memiliki manfaat untuk mendengarkan aspirasi masyarakat, ada potensi penyalahgunaan dalam bentuk pencitraan semata. Capres dapat memanfaatkan blusukan hanya sebagai alat pemasaran politik tanpa niat yang tulus untuk memperbaiki masalah yang dihadapi oleh masyarakat.