Kebaikan dalam bisnis tak boleh kamuflase, harus dari hati karena berlaku hukum "simbiosis mutualis", jasa kami untuk pelanggan, dan uang pelanggan sebagai kompensasi untuk kami menyambung hidup-going concer-bisnis jangka panjang. Tanpa transaksi mulus itu, maka bisnis bisa tinggal kenangan.
Risiko Maut Pandemi dan Indahnya Bisnis Pada Waktunya
Bahkan ketika semua berjalan manis, toko berlipat ganda, pandemi dengan tiba-tiba datang menjadi hantu. Satu-satunya hal yang menyelamatkan bisnis adalah penggunaan dua prinsip dengan benar. Plus penghematan seperlunya dan menjaga harmonisasi "persaudaraan bisnis" secara serius.
Dan dua tahun pandemi dilewati dengan nafas bisnis yang terjaga. Berbekal banyak pelajaran.
Tapi tetap saja beralih dari satu karir ke karir lain, ibarat dunia ke dunia lain, apalagi yang tak pernah kenal seluk beluknya termasuk bagi, kali dan tambah, maka bisa berkonsekuensi maut.
Tentu sebagai pebisnis UMKM kita menyadari semua risiko, maka ketika berbagi pengalaman, juga tak bisa hanya bercerita manis saja. paling tidak jika ada yang ingin memulai tapi terkendala, salah satu bantuan kita adalah saran agar bagaimana memanfaatkan semua potensi yang dimiliki untuk diberdayakan. Dan sebisanya tak pernah berusaha untuk memanfaatkan hutang.
Selain filosofi dan hikmah agama yang menjadi anutan, kita meyakini, dengan kekuatan diri sendiri, dengan ketekunan dan kesabaran, bisnis akan menjadi indah pada waktunya. Semoga bermanfaat, selamat berbisnis dan selamat ber-career switch dengan penuh kehati-hatian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H