Pernah lihat Jacky Chan atau Tom Cruise beraksi atau Keanu Reeves seperti ketika main di Film The Matrix?. Ternyata tak semua adegan berbahaya diperankannya sendiri oleh si aktor. Ada kala mereka butuh pemeran pembantu alias Stuntman.
Saya merasa sejak "kadaluarsa" menjadi guru karena kesibukan bekerja di sebuah NGO selama, akhirnya terdampar menjadi "guru terbang". Para siswa ada yang menyebut saya dengan "guru loncat". Dan beberapa dari mereka menjuluki saya, "guru stuntman". Terserah saja.
Tapi saya memang lebih sering menjadi "guru pemeran pembantu", berganti sekolah, berganti murid. Menggantikan guru yang tak mengajar karena izin tertentu seperti cuti hamil, sakit dan lain sebagainya yang butuh bantuan (guru stuntman).
Tapi intinya saya masih tetap guru. Setidaknya itu yang masih bisa saya jalani untuk mengobati kerinduan, karena sejak lama sebenarnya saya suka mengajar.
Proyek Samin
Kurikulum Merdeka, Â kami (maksudnya saya dan siswa) selalu berusaha membuat kelas tak bikin bosan. Beberapa kali kami saling berganti peran, saya menjadi murid dan siswa menjadi guru.
Sebelum digunakanAwal mengapa menjadi guru stuntman, dimulai ketika masih aktif di NGO, saya bergabung dengan teman-teman se-English club dan menyepakati jika setiap hari Sabtu dan Minggu, kami akan berkunjung ke sekolah di daerah terpencil dan terjauh dan terpinggirkan di pulau yang berbatas langsung dengan ibukota propinsi, untuk mengajar dan berbagi kegembiraan.
Ketika itu kami menyebut proyek itu Samin Project-bukan nama orang, juga bukan istilah dari bahasa asing, tapi berasal dari kata Sabtu-Minggu just its!. Maka sejak saat itu, kami bersama-sama, berbelanja sedikit snack, termasuk juga buku-buku dan bahan berupa video visual berisi materi pembelajaran , sebelum berangkat ke pulo untuk mengajar.
Sebenarnya kami tak mau mengorbankan waktu libur anak-anak di hari Minggu, tapi karena kelas spesial itu kami rancang bukan layaknya kelas regular, anak-anak justru merasa mereka sedang liburan sambil belajar. Begitulah awal mula mengapa akhirnya, saya ketagihan mengajar dan "memaksa" diri menjadi guru stuntman!.
Ketika masuk era merdeka belajar, kami merasakan gairah dan semangat yang luar biasa, mengingat bahwa model kurikulum itulah yang selama ini menjadi orientasi pilihan kami ketika bertemu dengan anak-anak  di pulau dan belajar di kelas atau dikelas lapang.
Kami bahkan sering bertukar peran, menjadi murid dan anak-anak secara bergantian menjadi guru dan maju di depan kelas.
Ketika itu kami bisa merasakan apa yang dirasakan oleh anak-anak, perasaan bosan, perasaan malas, ada yang tak beres dengan pelajaran atau metode mengajarnya. Masukan dari mereka menjadi cara kami memperbaiki metode mengajar dan cara belajarnya.
Catatan Baik Dari Praktik Baik Merdeka Belajar
praktik baik Merdeka Belajar yang sejak lama mestinya menjadi fokus dalam pembelajaran kita di ruang-ruang kelas yang sering dilanda kebosanan. Tentu saja kami sebagai "guru dadakan" juga bisa merasakan hal yang sama, bahkan kami membuat banyak catatan penting tentang praktik baik sebagai komparasi dan bahan kajian.
Banyak catatanDalam inti dari Praktik Baik dalam Merdeka Belajar, yang terpenting adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi subjek aktif dalam pembelajaran mereka, mengatur dan mengendalikan proses belajar mereka sendiri, memilih topik yang diminati, menentukan tempo belajar, serta mengembangkan keterampilan dan minat pribadi.
Saya menyimpan banyak catatan praktik baik dalam notes yang selalu saya bawa dan berisi juga ide-ide belajar, dan juga tak ketinggalan daftar belanjaan snack dan judul buku untuk anak-anak, ketika kami hendak ke pulau bersama Samin Project ;). Kami selalu tergelak mengingat nama project-nya!.
Beberapa catatan yang menjadi panduan kami di kelas Samin, berasal dari praktik baik Merdeka Belajar.
Pertama; Mendukung pemilihan materi dan metode belajar, dengan cara memberikan kesempatan atau pemberian otonomi kepada siswa memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Siswa bisa memilih metode belajar yang sesuai dengan gaya belajar mereka, seperti membaca, menonton video, berpartisipasi dalam diskusi, atau melakukan penelitian sendiri.; .