Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Clue Politik Mega?

5 Mei 2023   12:31 Diperbarui: 5 Mei 2023   12:40 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sah! Megawati Umumkan Ganjar Pranowo Capres PDIP-CNBC Indonesia

Siapa yang grasa-grusu segera mendukung Ganjar atau bahkan meminangnya, dan siapa yang sama sekali cuek, meskipun Ganjar ber-ektabilitas tinggi. Ketika itu sikon politik berubah, banyak pihak menilai PDIP terlalu memaksakan diri mendorong Puan dan mengabaikan Ganjar. 

Bahkan ketika bergema teriakan "Ganjar Presiden" dalam HUT PDIP-pun, Megawati bergeming meresponsnya. Menjadi semacam gerakan tutup mulut dan tutup telinga. Ganjar juga tak diperlakukan spesial sebagaimana elite-elite partai. 

Dia tidak mendapat potongan tumpeng dari Megawati, juga tak duduk di barisan kursi tamu terdepan. Meski namanya digadang-gadang sebagai kandidat calon presiden terkuat PDI-P untuk Pemilu 2024, kehadiran Ganjar terasa biasa-biasa saja. 

Duduk berimpitan. Tidak ada kursi spesial buatnya. Ganjar duduk berimpitan bersama kader-kader lainnya. Kursi yang ditempati Ganjar juga bukan barisan terdepan. Ganjar tampak duduk di barisan ketiga. 

Tumpeng dari Megawati dibagi untuk Jokowi hingga Puan, tak ada untuk Ganjar. Pastinya, jika sekali saja Megawati memberi perhatian pada Ganjar, dengan segera forum akan menyambutnya dengan antusias, hal inilah yang dihindari oleh Megawati. Sebagian pengamat menilainya hanya bagian dari politik Megawati. 

Politik seperti bola bundar, bisa bergulir arah mana saja. Bahkan publik yang mengkhawatirkan terjadinya pengembosan suara PDIP jika Ganjar sampai hengkang pun tak membuat Mega bergeming. 

Bahkan ada yang berasumsi sikon itu bisa saja membuat Megawati melepas Ganjar dari partainya karena dianggap membahayakan pada strategi dan rencana kebijakannya. Menariknya, Ganjar sendiri tampak tak ambil pusing soal pencapresan. 

Sebagaimana titah Megawati, Ganjar bilang, semua pihak harus bersabar menanti keputusan ketua umum PDI-P. Karena ini bagian clue politik, terlihat seolah Mega terlihat lebih berhati-hati, tidak memainkan sisi emosionalnya secara lugas. 

Menunggu permainan PDIP berikutnya Lawan-lawan politik koalisi PDIP pascapengumuman Ganjar sebagai capres PDIP, tentu juga ikut bergerak. Resultan tarik menarik kepentingan partai-partai terjadi untuk merapatkan barisan dan mulai menetapkan secara serius siapa capres dan pasangannya. 

Publik melalui jagat media sosial menjadi riuh. Sandiago Uno juga memainkan momentum politik tersebut dengan melepas posisinya sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra dan beralih mengenakan jaket hijau sebagai kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 

Dan Jokowi yang pada awalnya memang komit "mendukung" Ganjar, dengan menyebut pertanda calon yang berambut putih, kali ini terlihat lebih lantang ketika ditanya, siapa sosok yang pantas mendampingi Ganjar sebagai Capres. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun