Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Esensi Merdeka Belajar, Menyulap Kresek Menjadi Solar, Hingga Laut Ada Kiblat

18 April 2023   15:39 Diperbarui: 9 Mei 2023   12:38 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
siswa peneliti-mesin pengubah plastik menjadi BBM-foto hanif sofyan

Di tim lain, kami harus berjibaku dengan dinas untuk mendapatkan izin mengekplorasi gunung sampah tertinggi di Banda Aceh. Tak hanya itu dalam penelusuran jejak, ternyata tim juga menemukan fakta bahwa gunung sampah itu tak hanya menyimpan persoalan sanitasi dan sanatory landfil yang masih Not in my Backyard (NIMBY) pasif.

Tapi juga merekam jejak sejarah kelam. Tapak gunung sampah itu ternyata juga memendam jejak mula Kerajaan Aceh era Kesultanan Iskandar Muda.

Bahwa Keudah adalah titik nol Kerajaan Aceh, dimana Kerajaan Aceh dibentuk dari sebuah segitiga wilayah yang kemudian dalam penelusuran referensi dikenal dengan nama Jie e atau alat tampi aceh berbentuk segitiga.

Wilayah Kerajan Aceh bekas situs Hindu Tua yang hilang terbenam. Tiga batas Kerajaan Aceh itu, Indrapuri berbatas gunung-Indrapatra berbatas laut dan Indra Purwa berbatas komunal.

Ketiga menyatukan wilayah kerajaan aceh dalam sebuah situs yang dilengkapi dengan beragam fasilitas ekonomi sosial dan budaya sehinga Kerajaan Aceh pada jamannya dikenal tak hanya kuat, tapi juga menjadi wujud kerjasama multiteral. Seperti halnya Turki dan China di era Laksamana Cheng Ho.

Kurikulum Merdeka membawa kami melanglang jauh dalam petualang sains dan sosial melalui pembelajaran di kelas lapang yang lebih bebas. Anak-anak menjadi begitu bergairah dalam diskusi yang intens. Semoga ini bisa menjadi tradisi keilmuan kelak.

Bukan dalam kelas sunyi yang seperti meminjam istilah Paulo Freire seperti pembelajaran ala bank---dimana murid adalah celengan dan guru adalah penabung.

Kesalahan model inilah yang sedang dipupuskan dalam implementasi KM. Mengajak anak-anak menjadi proaktif, memahami setiap materi dan manfaat dari apa yang mereka pelajari di sekolah.

Memahami Esensi Belajar

Beberapa anak-anak yang merasakan esensi dari perubahan konsep pembelajaran menceritakan pengalamannya.

Pemisahan uang bisnis dan keperluan pribadi yang dikenal sebagai PRIVE di jalankan dalam bisnis rumahnya. Ini soal mindset "cerdas finansial". Mulai memikirkan efisiensi usaha.

Pengalaman ini menjadi pembelajaran penting siswa ketika memahami esensi materi pelajaran di sekolah untuk kehidupan nyata.

Termasuk pengalaman di kelas pembelajaran kewirausahan, Ketika anak-anak  merancang packing dan mendiskusikan, ternyata diaplikasikan dalam bisnis UMKM keluarganya.

KM ternyata melejitkan banyak harapan baru bagi anak-anak dan para guru yang memahami esensi sebenarnya dari keberadaan KM sebagai sebuah gagasan memajukan Indonesia dari sisi Kurikulum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun