Prinsip Hidup Frugal Living, Gaya Hidup Hemat Demi Masa Depan
Kita mengalami pukulan keras akibat pandemi, kemudian disusul dengan kebijakan pemerintah yang lain seperti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kemudian disusul dengan meningkatnya inflasi karena dipicu kenaikan harga minyak goreng. Berikutnya diikuti kebijakan kenaikan gas bersubsidi.
Kondisi ini membuat ekonomi kita mengalami penurunan dan stagnansi. Ekonomi harus dipulihkan kembali. Berbagai skenario pemulihan telah dicoba, namun masa transisi tersebut belum berjalan seperti rencana.
Bahkan di awal tahun kelinci air saat ini, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), sebagaimana dilansir dari okefinane, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebutkan, gelombang PHK yang menimpa sejumlah perusahaan rintisan atau startup disebabkan oleh tekanan makro ekonomi yang cukup berat pasca pandemi Covid-19.
Artinya bahwa dampak pandemi sesungguhnya masih sangat kuat menciptakan gelombang ketidakpastian. Â Dampak paling jelas adalah peningkatan angka PHK akan menyebabkan bertambah pula daftar pengangguran. Pengangguran menyebabkan orang tidak memiliki pendapatan sehingga daya beli masyarakat menurun hingga mengakibatkan turunnya permintaan barang dan jasa.Â
Secara agregat atau keseluruhan, baik demand-maupun supply sama-sama terkena dampaknya. Dampak ini secara jangka pendek maupun jangka panjang menyebabkan timbulnya persoalan ekonomi dan sosial yang baru.
Memang pasar masih menunjukkan aktifitasnya, orang masih berbelanja memenuhi kebutuhannya. Namun yang terjadi adalah bahwa setiap orang berusaha mengendalikan pola belanjanya. Jika awalnya membeli dalam jumlah besar kini harus mengurangi konsumsinya dalam batas sesuai kemampuan daya beli.
Frugal Living
Istilah frugal living kini tengah menjadi pembicaraan hangat, karena gaya hidup ini dianggap penting untuk membantu menjaga kestabilan finansial seseorang. Artinya kita menjadi berkecenderungan hidup hemat.
Ketika kita memutuskan menggunakan pola gaya hidup frugal living artinya kita bergaya hidup yang hemat. Kita berusaha mengatur keuangan yang kita miliki  untuk setiap perkiraan yang akan kita lakukan atau rencana yang akan kita lakukan di masa depan. Pengeluaran diatur sedemikian rupa hanya seperlunya sesuai kebutuhan.
Pemilihan pola gaya hidup frugal living, terlihat mudah, namun sebenarnya juga tidak gampang. Apalagi jika sebelumnya kita adalah jenis pemboros. Sehingga kita membutuhkan sebuah komitmen, melakukan perubahan pola pikir, agar pola ini tidak membuat hidup kita justru semakin tidak nyaman.
Seperti orang sering mengatakan, apa yang kita lakukan untuk kita sendiri, uang yang diperolehpun dari usaha sendiri, mengapa semuanya harus dibatasi?.
Situasi dan kondisi sosial dan ekonomi syulitlah yang "memaksa" kita untuk bertindak cermat dan cerdas mengatasi krisis ekonomi yang sedang terjadi.
Apakah diperlukan mekanisme yang rumit?, Bisa jadi iya , bagi yang tidak terbiasa hidup hemat. Tapi cobalah cermati dengan cara;
Merencanakan Segala Sesuatunya.
Ini prinsip paling mendasar namun sangat substansional, sebuah perencanaan dilakukan agar segala sesuatunya terkontrol dengan baik. Kita dapat membuat seluruh prediksi kebutuhan untuk setiap bulannya, agar mudah melakukan kalkulasinya.
Bisa saja dilakukan setiap minggu atau bahkan setiap hari, namun karena ini menyangkut perencanaan uang, akan lebih baik jika kita menggunakan perhitungan setiap 30 hari sekali.
Catat apa saja kebutuhan kita dalam satu bulan, lalu atur agar gaji atau  uang yang kalian miliki agar dapat memenuhi semua kebutuhan tersebut. Ini berkaitan dengan kebutuhan paling pokok dahulu. Ini penting menjadi prioritas, namanya saja pola hidup hemat.
Jangan lupa catat semua pengeluaran
Apakah ini harus?. Dalam situasi saat kritis dana, agar semuanya terkontrol harus dipastikan semuanya tercatat. Gunakan saja pencatatan sederhana, tak perlu akuntansi yang rumit. Kita bisa membeli buku keuangan sederhana yang didalamnya memuat-Keterangan transaksi, uang masuk (debet) dan uang keluar ( kredit) serta catatan saldo atau sisa dana.
Sehingga kita tahu pasti berapa uang yang digunakan dan kemana alokasinya. Hal ini mengajarkan agar kita tak bertindak boros, dan tidak merasa kehilangan uang akibat belanja di luar kebutuhan pokok.
Belanja Seperlunya
Karena makanan pokok kita beras, maka salah satu item belanja utama kita pastilah beras. Begitu juga selanjutnya dengan kebutuhan utama sehari-hari. Ini sebabnya mengapa uang kita banyak yang tersedot untuk konsumsi tersebut. Cara mengontrolnya bagaimana?. Kendalikan pengeluaran seperlunya sesuai kebutuhan yang paling mendesak.
Bahkan dalam pola hidup frugal living, kita disarankan membuat alokasi biaya untuk belanja seminggu sekaligus. Dan selanjutnya gunakan seluruh ketersediaan barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kita terpaksa mengerem belanja untuk jajanan, makan siang di luar atau sekedar ngopi diluar. Semuanya dalam kendali kita. Termasuk membawa bekal dari rumah, atau menggunakan tumbler . Selain sebagai kontribusi kita terhadap ekonomi sirkular yang diupayakan pada zero waste--tak membuat sampah baru dari aktifitas yang kita lakukan, yang jelas kita berhemat.
Gunakan Transport Publik Jika Perlu
Intinya gunakan transportasi murah. Seperti halnya apa yang dilakukan para pekerja pengguna kereta api,"Anak Kereta " alias Anker yang setiap hari beraktifitas dengan memilih moda transport yang murah. Sekalipun memiliki kendaraan pribadi, gunakan skala prioritas, dengan melakukan kalkulasi mana lebih efisien menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi publik?.
Ini sebuah konsekuensi yang harus dipilih karena pola hidup hemat yang kita akan jalankan, agar membuat situasi krisis ini tidak menjadi bencana bagi kita dan keluarga.
Daripada Membeli Lebih Baik Menyewa
Jika kebutuhan kita bersifat temporer atau sementara, kita bisa mengusahakannya agar memilih skema sewa saja daripada membeli. Toh, barang tersebut hanya akan digunakan untuk waktu tertentu saja. Atau memilih alternatif barang bekas, atau memilih belanja seperti trifthing, jika hal itu sesuai dengan kebiasaan kita.
Bahkan untuk jenis barang tertentu seperti perabotan rumah, kita masih dapat menjualnya kembali jika tidak diperlukan lagi seperti menggunakan strategi penjualan-garage sale.Â
Lihat Peluang Promo
Di setiap toko retail langganan kita, sering dilakukan promo untuk produk tertentu seperti toileter, atau makanan. Atau promo seperti peringatan hari spesial. Gunakan momen tersebut sebaik-sebaiknya. Memang kita menjadi "pemburu promo" tapi tetap ingat dengan aturan pertama, beli barang seperlunya dan jangan lupa mencatat pengeluarannya. Jangan jadi korban iklan. Jadi meminta struk belanjaan itu sudah semestinya dilakukan.
Jika Masih Tersisa Dana Tabunglah
Dalam situasi sulit, menabung akan semakin sulit, apalagi bagi yang tidak terbiasa. Jika ada kebutuhan yang terpaksa harus mengorek tabungan, maka harus ada cara menutup lubang tersebut dengan menabung ulang. Sehingga uang yang keluar akan diisi kembali.
Tabungan juga difungsikan sebagai dana darurat, hanya akan dikeluarkan jika situasi membutuhkan, seperti biaya berobat. Jika kita berniat membeli asuransi, pilihyang punya dua manfaat, alokasi untuk kesehatan dan tabungan yang dapat di top up. Skema tabungan dalam asuransi umumnya memiliki bagi hasil yang lebih besar persentasenya daripada tabungan konvensional.
Jangan Jadi Budak Tren
Apa yang sedang menjadi trend, pastilah menjadi materi iklan paling populer. JIka kita memilih gaya hidup frugal living, maka kita harus bersiap untuk ketinggalan tren -- tren masa kini, seperti outfit yang sedang kekinian, gadget mahal, atau bahkan tren makanan yang banyak orang coba. Tetap fokus pada hal -- hal yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Tak perlu gengsi!.
Memang semua akan terasa sulit, tapi ini diperlukan, setidaknya gaya ini hanya dilakukan pada saat genting seperti sekarang ini. Namun jika bisa konsisten mengapa tidak. Minimal beberapa hal positif bisa tetap kita pertahankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H