Sehingga kita tahu pasti berapa uang yang digunakan dan kemana alokasinya. Hal ini mengajarkan agar kita tak bertindak boros, dan tidak merasa kehilangan uang akibat belanja di luar kebutuhan pokok.
Belanja Seperlunya
Karena makanan pokok kita beras, maka salah satu item belanja utama kita pastilah beras. Begitu juga selanjutnya dengan kebutuhan utama sehari-hari. Ini sebabnya mengapa uang kita banyak yang tersedot untuk konsumsi tersebut. Cara mengontrolnya bagaimana?. Kendalikan pengeluaran seperlunya sesuai kebutuhan yang paling mendesak.
Bahkan dalam pola hidup frugal living, kita disarankan membuat alokasi biaya untuk belanja seminggu sekaligus. Dan selanjutnya gunakan seluruh ketersediaan barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kita terpaksa mengerem belanja untuk jajanan, makan siang di luar atau sekedar ngopi diluar. Semuanya dalam kendali kita. Termasuk membawa bekal dari rumah, atau menggunakan tumbler . Selain sebagai kontribusi kita terhadap ekonomi sirkular yang diupayakan pada zero waste--tak membuat sampah baru dari aktifitas yang kita lakukan, yang jelas kita berhemat.
Gunakan Transport Publik Jika Perlu
Intinya gunakan transportasi murah. Seperti halnya apa yang dilakukan para pekerja pengguna kereta api,"Anak Kereta " alias Anker yang setiap hari beraktifitas dengan memilih moda transport yang murah. Sekalipun memiliki kendaraan pribadi, gunakan skala prioritas, dengan melakukan kalkulasi mana lebih efisien menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi publik?.
Ini sebuah konsekuensi yang harus dipilih karena pola hidup hemat yang kita akan jalankan, agar membuat situasi krisis ini tidak menjadi bencana bagi kita dan keluarga.
Daripada Membeli Lebih Baik Menyewa
Jika kebutuhan kita bersifat temporer atau sementara, kita bisa mengusahakannya agar memilih skema sewa saja daripada membeli. Toh, barang tersebut hanya akan digunakan untuk waktu tertentu saja. Atau memilih alternatif barang bekas, atau memilih belanja seperti trifthing, jika hal itu sesuai dengan kebiasaan kita.