Hal lain yang juga tidak kalah penting, bahwa gangguan lain penyebab buta aksara pada perempuan juga dipengaruhi faktor kesehatan.Â
Bahwa ternyata, perempuan yang tidak mampu membaca atau menulis ternyata berkaitan dengan kesehatan otaknya. Barangkali ini tak begitu dipedulikan oleh para perempuan didesa sekalipun penyakit ini mereka rasakan.
Seorang perempuan yang memiliki kemampuan membaca, bisa melakukan banyak kegiatan yang menggunakan otak, seperti membaca koran dan membantu anak serta cucu mengerjakan PR.Â
Sebaliknya, orang-orang dengan buta huruf , lebih sedikit ikut dalam kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan membaca atau menulis. Padahal kegiatan-kegiatan ini penting untuk menjaga kesehatan otak.
Di Amerika hal ini menjadi problem yang signifan pengaruhnya pada para perempuan. Sebuah studi yang dilakukan oleh pakar neurology, Manly melibatkan 983 orang dengan tingkat pendidikan formal yang rendah.Â
Para partisipan rerata berusia 77 tahun dan hanya bersekolah paling lama empat tahun. Dari seluruh partisipan, sebanyak 237 di antaranya buta huruf atau tidak bisa membaca dan menulis.
Para partisipan kemudian diminta untuk menjalani tes daya ingat dan kemampuan penalaran secara berkala. Tes ini diulang setiap 18 bulan selama dua hingga empat tahun.Â
Dan hasilnya, sebanyak 114 dari 237 partisipan buta huruf mengalami demensia. Artinya sekitar 48 persen dari partisipan buta huruf terkena demensia. Di sisi lain, hanya 27 persen dari kelompok partisipan yang bisa baca-tulis mengalami demensia.
Hasilnya, tim peneliti menyimpulkan bahwa orang-orang buta huruf memiliki risiko dua kali lipat lebih besar untuk terkena demensia.Â
Apa yang ingin kita tekankah adalah bahwa efek buta huruf yang berkaitan dengan faktor kesehatan seperti halnya demensia juga berkorelasi dengan banyak aspek kehidupan para perempuan yang dominan tinggal di pedesaan.Â
Solusi Entas Buta Aksara Perempuan Di Desa
Mayoritas perempuan di desa adalah petani dan ibu rumah tangga. Ada beberapa solusi yang mungkin dapat diterapkan bagi para perempuan agar memiliki motivasi untuk membaca dan menulis.
Pertama, mendorong kegiatan yang memiliki dua dimensi. Mendorong gagasan kewirausahaan. Mengapa justru gagasan ini yang dijadikan salah satu prioritas?. Sisi ekonomi berkaitan dengan kebutuhan memenuhi biaya operasional di dalam rumah tangga.
Kemampuan yang meningkat dalam kewirausahaan, baik sebagai pelaku utama atau supporting dalam system, seperti sebagai penyedia bahan baku dapat menjadi stimulan atau perangsang para perempuan untuk berinisiatif belajar.
Mereka harus dapat membuat laporan kegiatan, laporan keuangan dalam bentuk catatan sederhana. Dan hal ini dimungkinkah jika mereka memiliki kemampuan untuk membaca atau menulis laporan.
Dengan cara ini para perempuan akan mendapat dua keuntungan, secara finansial dan capacity building-peningkatan kapasitas, mutu, dan keahliannya.