Rasanya kita semua tak asing dengan Geomansi China yang populer dikenal sebagai Feng shui, yang secara harfiah berarti "angin-air". Sebuah tradisi Tiongkok kuno yang memanfaatkan kekuatan energi agar kita selaras dengan alam.Â
Mereka biasa menggunakanya untuk menentukan bangunan dan memilih tempat yang baik, agar sesuai logika keseimbangan alam.
Tentang Feng Shui
Di awal kemunculan Feng Shui pada abad ke-16 hingga abad ke-2 sebelum Masehi, masih bernama Bu Zhai. Mereka meramal dengan bantuan cangkang kura-kura untuk menilai, apakah sebuah tempat itu menguntungkan atau tidak.Â
Nah, pakar ilmu Bu Zhai disebut dengan Fang Shi, Â yang berarti seseorang yang mempelajari ilmu alam serta metafisika. Selanjutnya Feng Shui dikenal dengan istilah Kan Yu. Kan Yu dimaknai bahwa seseorang mestinya tahu apa sih maunya alam itu. Sehingga di mana pun ia berada haruslah menyesuaikan diri dengan lingkungan tanpa harus melawannya.
Feng Shui juga dikaitkan dengan banyak kebutuhan, untuk mendapat peruntungan. Aliran energi atau qi (chi) itulah yang diatur agar efeknya bisa mendatangkan energi positif, jauh dari energi yang negatif.
Bagi yang meyakininya, membangun rumah yang baik selalu memakai feng shui. Selain pertimbangan arsitektural, secara logika sebenarnya juga tak melawan alam. Misalnya ketika kita membangun kamar tidur di rumah bertingkat sebaiknya jangan dibangun di atas dapur.
Mengapa?, tentu saja selain dapur bermuatan energi panas, bisa memicu bahaya, dan ini juga berlawanan dengan fungi kamar tidur sebagai ruang nyaman.Â
Begitu juga nasehat feng shui, jangan menanam pohon  yang menutup pintu, karena dianggap dapat menghalangi cuan masuk. Namun bisa kita maknai sebagai penghalang cahaya, menutup udara dan bahaya lain seperti tumbang saat angin besar.
Pakar fengshui menghubungkan antara realitas dengan keseimbangan alam, seperti saran membangun rumah menghadap utara--karena pertimbangan arah matahari langsung kurang hommy. Arah utara memberikan intensitas cahaya cukup, tidak panas berlebihan, sehingga berpengaruh positif  pada suhu dan sirkulasi udara di dalam rumah.
Budaya dan arsitektural yang didasari nilai-nilai seperti fengshui juga dijumpai dalam kearifan lokal yang ada di negara kita. Seperti ketika membangun rumah berlawanan dengan arah datangnya matahari, seperti dalam tradisi rumah "Krong Bade".Â
Keseimbangan yang ingin diciptakan dari Feng Shui di kelola melalui Qi atau "chi" yang terdapat di alam dalam bentuk energi yang tidak terlihat. Bentuknya bisa berupa sinar matahari, aliran air, pergerakan udara, pengaruh kosmik, dan perpaduan warna. Selain itu, juga bisa mengatur kekuatan alam dalam pikiran bawah sadar dan emosi manusia.Â
Pernahkan kalian menonton film The Karate Kid (2010) yang dibintangi Dre Parker (Jaden Smith).Â
Dalam salah satu adegannya di sebuah kuil Shaolin, Dre melihat seorang biarawati Shaolin menghipnotis ular dengan jurus kungfunya.
Pikiran bawah sadar seekor binatangpun bisa dikendalikan, begitu juga dengan banyak unsur di alam.Â
Menurut ilmu feng shui, chi dialirkan oleh angin dan akan berhenti saat bertemu dengan air. Chi mempengaruhi bagaimana aura suatu tempat dan perasaan kita terhadap tempat itu.Â
Maka orang yang meyakini fengshui, juga meyakini keseimbangan Yin dan Yang. Konsep dua energi yang berlawanan tetapi saling menyeimbangkan untuk menemukan harmoni. Yin identik dengan segala sesuatu yang feminin, gelap, dan negatif, sedangkan Yang menandakan maskulin, cerah, dan positif. Elemen dalam feng shui meliputi tanah, air, api, logam, dan kayu yang diwakili dalam bentuk maupun warna alaminya.
Rumah Eco-Design
Rumah Eco design dirancang agar ada keseimbangan alami. Dengan memakai elemen-elemen alam seperti halnya unsur air.
Aliran air selain mengalirkan rezeki juga punya manfaat lain, bikin adem dan nyaman, apalagi dengan suara gemericik air.Â
Begitu juga dengan penempatan kaca yang tepat, bisa membuat ruangan lebih estetik dan berkesan luas. Kaca atau cermin juga membuat cahaya mudah masuk sehingga bisa menghemat daya listrik. Â
Tanaman juga termasuk elemen yang bisa membuat rumah menjadi lebih sejuk dan hommy.Â
Termasuk memelihara tanaman khusus seperti pilea peperomioides (Chinese Money Plant) yang memiliki daun menyerupai koin. Atau jade plant yang tampak menyerupai batu giok. Jenis tanaman hias ini dipercaya bisa mendatangkan rezeki dan keberuntungan di rumah.Â
1Opsi lainnya menanam tanaman pachira aquatica atau yang disebut sebagai pohon uang yang digunakan untuk menyambut kelimpahan.Â
Tata letak rumah yang baik menurut Feng Shui juga disesuaikan dengan saran feng shui seperti Pintu utama diusahakan langsung mengarah ke pintu belakang, jadi jika ada energi negatif bisa langsung di dorong ke luar tanpa sempat mampir ke dalam ruangan lainnya.Â
Ini juga bisa dikaitkan dengan sirkulasi udara di dalam rumah yang bebas, sehingga bermanfaat positif dari sisi kesehatan.Â
Warna adalah elemen lain yang juga penting dipertimbangkan mengatasi masalah panas di dalam rumah.
Cobalah perhatikan, mengapa di Arab, mobilnya dominan berwarna putih, bukan warna hitam yang elegan atau pilihan warna lainnya?. Apakah hanya sekedar berkaitan dengan trend, warna favorit atau ada pertimbangan lainnya?.
Warna putih berkecenderungan menolak panas, sedang warna hitam menyerap panas. Dengan suhu gurun pasir yang panas ekstrim, maka warna putih cenderung cocok untuk mengurangi suhu panas yang ekstrim di dalam mobil. Sehingga bisa lebih menghemat penggunaan AC dan freon.
Dalam fengshui juga menganut pola yang sama. Bahkan 5 elemen juga mewakili unsur di dalam alam.Â
Bumi diwakili oleh cokelat, cokelat muda, krem, kuning pucat, dan warna bumi lainnya. Air diwakili oleh biru dan hitam. Berguna sebagai elemen untuk relaksasi, pembaruan, dan inspirasi.Â
Api diwujudkan dengan warna merah, kuning, jingga, ungu, dan merah muda. Api adalah simbol dari waktu untuk transformasi dan ekspansi yang penuh energi. Logam diwakili oleh warna putih dan abu-abu. Elemen ini menjadi simbol keberanian dan ketegasan. Kayu ditampilkan dengan warna hijau dan nada kayu lainnya. Elemen ini menyimbolkan masa pertumbuhan.Â
Pemilihan jenis warna cat rumah, selain untuk keserasian, kenyamanan, juga diperlukan sebagai unsur yang bisa mereduksi panas, atau menjadi penguat intensitas cahaya. Sehingga penggunaan feng shui untuk keseimbangan melalui pemilihan warna-yang sesuai, dapat menghemat penggunaan listrik, dan juga memberi kesan yang luas dan lapang pada rumah tinggal.
Pencahayaan Alami
Agar sirkulasi angin (udara) dan air (saluran air bersih dan kotor, kolam) menjadi lebih berkualitas dan bermanfaat bagi penghuninya. Intinya tidak berlebihan antara terang dan gelap.
Udara yang buruk dan terjebak karena tidak bersirkulasi dengan baik disebut "angin dan air yang mati". Dan di negeri tropis, kondisi gelap dapat berarti lembab. Dalam feng shui, tempat dengan udara mampat serta gelap ini disebut sebagai "pusat energi pembunuh atau sha qi". Bukankah kita juga sering bercanda mengasosiasikan tempat gelap sebagai "tempat jin buang anak?".
Maka rumah mungil seperti Type RS7--Rumah Sangat Sederhana Sekali Sehingga Sulit Sekali Selonjor, harus diakali dengan cara yang luar biasa.
Karena umumnya kita memanfaatkan semua bangunan dan menyisakan sedikit ruang untuk void berfungsi sebagai "cerobong udara" .Â
Mengakalinya dengan mengoptimalkan adanya bukaan ruang, seperti jendela, ventilasi agar cahaya cukup masuk dan sirkulasi udara juga baik.
Bagaimanapun problem rumah mungil salah satunya sering bercampurnya antara udara di dapur dengan ruangan lain didalam rumah. Cara mengatasi dengan kipas atau AC justru bikin kita makin tekor dan tidak hemat energi.
Rumah yang baik idealnya memang dirancang dengan menimbang-nimbang faktor ekologi, misalnya tidak membuat bangunan secara penuh dan tetap menyisakan sebagian lahan menjadi taman atau ruang terbuka, dengan apapun triknya.Â
Dengan cara ini, udara dan cahaya alami yang lebih sehat akan menyebar rata masuk ke dalam rumah. Rumah memberikan atmosfer kehidupan, bukan sekedar sebuah benda mati. Selamat berkreasi, salam sehat di rumah hommy.
