Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Atap Rumbia dan Bukaan Luas, Ciri Khas "Krong Bade" Rumah Ramah Iklim

26 Januari 2023   01:31 Diperbarui: 29 Januari 2023   14:50 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Posisinya yang menghadap Selatan dan Utara sedikit banyak dimaksudkan agar tidak berhadapat dengan cahaya langsung pada pagi hari atau sore hari, namun mendapatkan cahaya yang cukup dari sisi yang berlawanan. Termasuk untuk kebutuhan sirkulasi udara.

Tanaman pendukung dapur seperti ; tumuru, asam belimbing (sunthi), umumnya ditanam disisi dan di belakang bangunan, namun tidak menutup akses masuk cahaya

sumber foto-indonesia kaya
sumber foto-indonesia kaya

Ketiga, Ruang Belakang (Seurameo likot), bagian ini berfungsi sebagai tempat makan, dapur, dan tempat bercengkrama bagi sesama anggota keluarga. Bagian ruangan ini berada pada ketinggian lantai yang lebih rendah dan tidak memiliki ruangan di sisi kanan kirinya.

Namun dilengkai dengan pintu dan beberapa jendela di beberapa titik ruangan, sebagai sarana sirkulasi udara dan pencahayaan.

sumber foto-rm aceh danava bisnis site
sumber foto-rm aceh danava bisnis site

Keempat, Ruang Bawah, ruangan ini menjadi tempat menyimpan barang-barang pemilik rumah, seperti alat penumbuk padi atau hasil panennya. Selain sebagai tempat penyimpanan, bagian rumah adat Aceh ini juga merupakan ruang bagi penghuni perempuan masyarakat Aceh untuk membuat kain tradisional khas Aceh.

Ruang ini menjadi ruang alternatif untuk bersantai setelah penat bekerja atau hanya sebagai ruang pelepas jenuh setelah beraktiifitas di dalam rumah. Komposisi ruangannya yang tak terhalang sekat membuat sirkulasi udara bergerak sangat leluasa. Beberapa anggota keluarga biasanya memanfaatkan sebagai ruang main dan ruang meninabobokan anak dalam buaian.

Ruang ini kini juga dimodifikasi sebagai ruang duduk kafetaria untuk ngopi dan baca.

Ruang ini dalam beberapa pengalaman yang penulis alami juga menjadi rumah singgah bagi jenis burung hujan, sejenis wallet yang membuat sarang di tiang-tiang utama. Kondisi itu menunjukkan bahwa kenyamanan rumah Krong Bade tidak hanya bermanfaat bagi penghuninya, tapi juga jenis burung tertentu yang berada di sekitar rumah tersebut.

Dan uniknya burung-burung tersebut sama sekali tak terganggu dengan keriuhan anak-anak yang bermain, atau aktifitas penghuni di rumah bagian atasnya. Sebuah simbiosi mutualis yang menarik tentang keseimbangan alam.

referensi; 1,2,3,4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun