Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bertindak Bijak, Jangan Gegabah, Resign Itu Hal Biasa Kok!

25 Januari 2023   21:25 Diperbarui: 28 Januari 2023   16:27 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahwa jika performanya terus memburuk akan ada ribuan antrian orang dibelakangnya yang siap menggantikan posisinya kapan saja ia mau. Ini jelas sebuah "ancaman mematikan" untuk karir dan keberlanjutan masa depan pekerjaannya.

Sebenarnya ada sisi lain seperti keinginan kuat untuk berkembang di sebuah perusahaan, dan kurangnya kesempatan untuk berkembang sebagai salah satu dari dua alasan utama mengapa karyawan meninggalkan pekerjaannya. Dan itulah yang dirasakan oleh rekan saya itu.

Perusahaan semestinya mengakui kerja keras dan memberikan penghargaan kepada karyawan atas pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik. Menetapkan jenjang karier yang jelas, dapat membuat karyawan merasa bahwa mereka memiliki masa depan jangka panjang di perusahaan.

Tips Penting: Jika mentok sekalipun, pastikan apakah kita bisa membuat inovasi agar dilirik manajemen tingkat atas, siapa tahu jadi karir atau jabatan baru. BUkan tidak mungkin kantor memutuskan membangun divisi baru-marketing, kantor distribusi karena inovasi tadi.

Pastikan juga jika kita mencari peluang lain, bermainlah dengan halus dan aman, tak perlu "ember" menyampaikan kekesalan kita. Jadikan rahasia sampai semuanya jelas. Ini bisa jadi bumerang buruk untuk mendepak kita lebih cepat. 

Bahkan harus berhati-hati jika  meminta rekomendasi tempat kerja ke teman terdekat sekalipun. Karena kebiasaan kita mengorek informasi tempat kerja lain bisa jadi bocoran bagi "saingan" pekerja di kantor yang sama.

Kedua; Kompensasi Tak Sesuai Ekspektasi

sumbr foto-LinovHR
sumbr foto-LinovHR

Little-little to me, salary no up-up!, (dikit-dikit saya, gaji kagak naek-naek!), barangkali kita pernah mendengar lelucon itu?. Seseorang yang berada diposisi tersebut mengalami "gangguan gaji", sebagai alasan utama lainnya untuk resign.

Karyawan dapat dengan mudah mengetahui berapa gaji yang diperoleh rekan-rekan mereka di perusahaan lain, yang membuat mereka sangat sadar akan nilai pasar mereka. Menawarkan gaji yang kompetitif dan tunjangan lainnya dapat memotivasi mereka untuk bertahan.

Ini sering tidak disadari atau justru sangat disadari oleh perusahaan sebagai pemicu hilangnya gairah kerja para pekerja, meskipun bisa saja hal itu dianggap menjadi sesuatu yang biasa dan normal. Umumnya ini berkaitan dengan keberadaan pekerja yang berkeahlian sedang, dan ketersediaan pekerja sejenisnya banyak di bursa pekerja.

Apalagi dengan kemunculan Perppu Ciptaker yang baru, dimana salah satu poinya soal ketidakjelasan status pekerja yang dapat diperlakukan sebagai outsourching. Perusahaan dapat secara bebas memutuskan untuk mengeluarkan tanpa dibebani tanggungjawab untuk memberikan pesangon.

Perlu diingat bahwa tidak semua pengunduran diri disebabkan oleh masalah keuangan, dan bahwa mengungkap faktor-faktor lain yang mendasari mungkin diperlukan untuk mempertahankan karyawan.

Tips Penting; membicarakan perihal selisih gaji atau ketidakpuasan memang bisa bikin hati lega, tapi berhati-hatilah karena itu bisa jadi pertanda yang bisa ditangkap pihak perusahaan, mata-mata perusahaan bahwa kita tak lagi nyaman bekerja.

Berusahalah instrospeksi, apakah benar bahwa gaji dan kompensasi kita tak naik karena kita belum optimal kerja. Jangan-jangan kita mengharap kompensasi naik tapi prestasi kita sebenarnya juga tidak istimewa. 

Instrospeksi juga, jangan-jangan kita selama ini berlebihan bekerja pada tempat atau wilayah lain yang merupakan pekerjaan orang lain. Cobalah fokus pada pekerjaan sendiri dengan lebih baik.

Ketiga; Tak Ada Tantangan

sumber foto-detikcom
sumber foto-detikcom

Seperti pekerja peng-input data yang setiap hari mendapat rekapan yang harus dinput ke dalam sistem, seolah tanpa harus berpikir, yang penting masih memiliki tangan, mata masih jelas melihat dan bahkan yang memilki skil mengetik 10 jari, bisa saja ia bekerja sambil mengobrol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun